Perkembangan Fungsi Otak Anak Usia Dini

 Kesiapan Kematangan Belajar


Apabila otak telah matang sepenuhnya, anak akan siap memasuki masa belajar. Kematangan ini juga berperan pada kecerdasan majemuk. Kecerdasan majemuk berdasarkan cara pandang neurosains, memiliki makna yang lebih dibandingkan dengan kecerdasan majemuk pada umumnya. Misalnya, apabila kecerdasan visual selama ini hanya dilihat dari sisi penglihatan, maka dari ilmu neurosains kecerdasan visual berarti juga kemampuan mengontrol anak untuk melihat, menginterpretasikan apa yang dilihat, merespon sesuatu yang telah ia lihat. Kemampuan akan berkembang jauh hingga mampu mendongak dan menahan tubuh dengan kekuatan sendi bahu dan siku serta otot leher dan lengan yang lentur. Punggung mendapat kemampuan untuk mempertahankan posisi untuk akhirnya anak mampu duduk. Anak yang tidak mendapat kesempatan mengalami masa ini akan cenderung duduk dengan posisi kaki membentuk huruf W untuk memperluas daerah tumpuan, serta akan mencari sandaran bagi tubuhnya. Otot dan tulang punggung cenderung lebih lunglai.



Gerak lain yang juga penting untuk kematangan saraf adalah upaya tubuh dari telentang menjadi tengkurap dan sebaliknya. Perputaran bahu dan kemudian didukung perputaran pinggul akan menjadi kemahiran yang berdampak besar pada kemampuan koordinasi otak pada gerakan lengan dan kaki. Kematangan saraf di tulang punggung akibat gerak ini juga akan membangun kematangan persarafan bagi organ internal seperti paru, jantung, pencernaan dan lainnya.


Bayi yang mengalami perkembangan gerak seperti di gambar akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan kematangan saraf yang optimal. Kesempatan seperti itu tak akan diperoleh jika bayi terlalu sering digendong, terlalu sering berada pada posisi telentang, dibantu untuk berada pada posisi duduk. Terlebih jika menghabiskan waktu bangun lebih dari 50% di atas stroller (“Stroller syndrome”). Kemampuan bayi menuju usia 12 bulan pesat dan merupakan dasar penting dari perkembangan kematangan saraf dan fungsi struktur otaknya.


Usia 12-24 bulan merupakan tahapan bagi anak mengenal keseimbangan dari organ keseimbangan di belakang telinga yang mendapat stimulus dari pergerakan persendian dengan tumpuan yang lebih kecil, yaitu 2 kaki. Postur dan kelenturan otot memiliki peran besar dalam upaya menemukan titik keseimbangan dan kenyamanan. Gangguan di sekitar sistem keseimbangan juga akan mengganggu proses menemukan koordinasi gerak yang efisien (dibahas pada edisi THT dan Postur Keseimbangan). Kesempatan menjangkau jauh diatas kepala yang membuat kepala terjulur dan tangan terentang ke atas akan membangun stimulus visuo-spatial, artinya kemampuan mengenali ruang 3 dimensi sekitarnya dan memberi kemampuan penglihatan untuk fokus. Aktifitas ini juga menjadi bagian latihan konsentrasi sejak timbulnya atensi untuk meraih, fokus dan koordinasi hingga akhirnya motivasi untuk gerak. Di usia ini anak membutuhkan stimulus untuk mengenali kemampuan jangkau dengan kesadaran fungsi anggota tubuhnya, sekaligus juga merangsang koordinasi lateralisasi atau pengenalan kanan dan kiri yang berarti merangsang jembatan otak (corpus collosum) mendapat kesempatan mengirim sinyal dari otak kiri ke kanan dan sebaliknya.


Pengenalan pada perbedaan gravitasi dengan mengangkat tubuh tanpa menjejakkan kaki merupakan bagian selanjutnya yang akan memperkaya memori akan pengenalan tenaga dan gerak anggota tubuh. Aktivitas melempar dengan lengan menjulur dari bawah membantu fokus untuk melakukan koordinasi mata dan gerak, sekaligus melepaskan kekakuan bekas reflek pada bahu.


Usia 24-36 bulan menjadi masa bagi gerak anak mulai terkendali. Anak di usia 3 tahun yang masih menjatuhkan benda, melempar tanpa arah, mudah terjatuh, adalah anak yang kehilangan banyak momen stimulasi di usia sebelumnya. Sangat penting bagi orangtua dan pengasuh untuk memperhatikan kebutuhan kematangan saraf anak agar tercapai kematangan kendali gerak di usia ini. Perkembangan gerak tubuh atas sudah lebih jauh baik ruang gerak sendi maupun koordinasi antar bagian seperti lengan atas, lengan bawah, telapak tangan. Kemampuan pengenalan ruang sekitar juga sudah mampu lebih terkoordinasi misal dengan gerak melempar lengan membuka ke samping.


Anggota tubuh bawah juga sudah mampu menopang momentum gerak ayun tubuh lebih baik, sehingga aktivitas keseimbangan meningkat pada tantangan satu kaki dan gerak kaki bergantian cepat menopang tubuh. Anak mampu menendang bola terarah pada sasaran. Ayunan panggul mampu membantu kebutuhan koordinasi mata dan otot membentuk arah gerak. Kemampuan mencapai sasaran juga melibatkan fokus dan konsentrasi yang menggunakan pengendalian emosi yang semakin matang.


Manfaat nyata ditampilkan pada disiplin anak terhadap urutan aktivitas dan ritme biologis


Usia 3-5 tahun sudah menjadi masa persiapan bagi anak untuk mematangkan motorik halus. Kesempatan bagi jari jemari dan telapak tangan dan kaki untuk mendapat stimulus optimal bagi kesiapan aktivitas di jenjang pendidikan selanjutnya. Gerak yang mengikuti instruksi berurutan bisa dimulai untuk memberi stimulasi bagi aktivasi otak kiri yang akan mengembangkan kemampuan detail dan tertata. Kesempatan melatih pola hidup rutin bagi persiapan menuju pendidikan formal dengan kemandirian diawali dari kemampuan anak melakukan gerak berurutan yang dinamis dan memiliki pola ritual. 


Tahapan kerja otak untuk mengendalikan otot sesuai tujuan yang ingin dicapai. Berurutan ditampilkan pada bayi:


Otot tengkuk menguat mengangkat kepala dengan pertahanan pada otot punggung

Koordinasi otot tengkuk dan bahu untuk anti gravitasi dengan mengendalikan otot bahu ke lengan atas lalu siku dan pergelangan tangan

Kendali akan berkembang pada pengenalan gerak otot panggul yang membuat kemampuan berguling terjadi. Sekaligus stimulasi pada sistem keseimbangan pada sistem audio-visual

Keseimbangan kemudian akan berkembangan dengan mengandalkan tumpuan tangan dan lutut-kaki sampai posisi duduk tercapai

Upaya anti gravitasi dengan tumpuan kaki (bipedal)

Merangkak merupakan awal koordinasi yang akan mencapai kemampuan kontralateral untuk pola berjalan


Semakin tebal densitas sinaps berkoneksi pada area otak yang mengelola gerak dengan area otak yang menangani atensi visual dan keseimbangan, akan membentuk perkembangan keterampilan gerak. Rangkaian koneksi untuk kelola gerak akan menghasilkan kemampuan yang berkembang bertahap. 


 


Menurut teori perkembangan gerak dari Gallahue dibuat pengelompokkan sebagai berikut:


Gerak refleks pada usia 0 - 1 tahun ada sebagai kemampuan bawaan bayi dari sejak dalam kandungan yang harus beralih dari kendali refleks menjadi kendali bertujuan dari koneksi di cerebral atau cortex.

Gerak dasar pada usia 1 - 2 tahun yang merupakan upaya awal gerak kendali melawan gravitasi serta mengelola tubuh secara parsial (sesuai kelompok bagian tubuh) dengan perjalanan sefalo-kaudal dan proksimo-distal

Gerak motorik kasar pada usia 2 - 7 tahun adalah kemampuan gerak yang mencapai pengembangan anti gravitasi ke arah keseimbangan dengan tumpuan bipedal (2 kaki) dibarengi koordinasi kontralateral antara tungkai atas dan bawah untuk upaya dinamis keseimbangan dalam bergerak

Gerak motorik halus pada usia 7 - 13 tahun yang menampilkan kendali gerak stabil pada penggunaan jari jemari dan pergelangan tangan/kaki pada aktifitas spesifik sesuai fungsi aktifitas (okupasi fungsional)

Gerak khusus (awalan gerak olahraga) pada usia diatas 13 tahun yang dapat dikembangkan menuju ketrampilan spesifik bidang yang menggunakan gerak khusus

No comments

Powered by Blogger.