Perkembangan Fungsi Otak Anak Usia Dini

 Kita mengenal organ sensor dengan sebutan panca indera, walaupun organ penerima informasi dari luar tak hanya ke-5 indera yang sudah banyak dikenal tersebut, masih ada 2 sistem lagi yang fungsinya memberi masukan atau mengirimkan informasi ke otak. Kedua system itu berhubungan dengan gerak pada ujung saraf sensorik yang menerima perbedaan posisi kepala terhadap gravitasi serta perbedaan bobot yang diterima otot dengan perubahan berat dan sudut sendi. Kedua hal tersebut adalah keseimbangan dan proprioseptif. Terintegrasinya fungsi masing-masing Indera secara berkelompok akan membentuk kemampuan khusus,  pengelompokannya adalah visual (penglihatan)  dengan auditori (pendengaran) dan taktil (raba,  tekan) untuk tugas koordinasi keseimbangan  pada gerak. Sedangkan gustatory (pengecapan)  dan olfaktori (penghidu) memberi kombinasi  rangsangan yang memancing respon emosi.


Tahapan selanjutnya pematangan fungsi kerja otak adalah pembentukan pusat kendali di area prefrontal korteks yang akan mengendalikan emosi dan gerak membentuk perilaku. 


Pada segitiga belajar di kelompok motor sensori dan motor persepsi terdapat perjalanan perkembangan gerak yang mengandung motor praksis atau akan dipahami sebagai rencana gerak bertujuan. Kemampuan otak untuk menyusun, mengatur dan melaksanakan urutan kejadian adalah aktivitas fungsi yang dikenal sebagai kegiatan mengelola atau mengorganisir. Istilah praksis lebih luas mencakup perencanaan motorik, juga dapat digunakan dalam peristiwa kognitif seperti saat mengelola permainan, pekerjaan dan sebagainya. Praksis adalah kualitas unik manusia yang memungkinkan kita mengembangkan keterampilan tingkat tinggi untuk berintegrasi dengan sadar satu sama lain. Dyspraxia adalah kondisi kesulitan mengelola, walau ada kemampuan motor (gerak) yang memadai serta kapasitas konseptual, namun pada praksis dibutuhkan konteks efektif, yaitu terarah, independen dan terampil. Praksis melibatkan proses keinginan, memiliki ide, kemudian mengorganisasi urutan dan waktu gerak, serta pelaksanaan tindakan gerak. Persiapan gerak juga akan mengandung unsur keseimbangan.


Kemampuan untuk tetap diam sebagian bergantung pada mekanisme keseimbangan yang harus berfungsi dengan baik. Keseimbangan yang baik memungkinkan kita untuk tetap diam atas dasar landasan sempit. Bila keseimbangan tidak stabil kita cenderung untuk memperluas tumpuan kita. Jika berdiri, dengan menempatkan kaki lebih lanjut selain menggunakan tangan kita membantu keseimbangan dengan meningkatkan kecepatan atau jumlah gerakan. Anak-anak sering dapat mengkompensasi masalah keseimbangan selama mereka bisa tampil di kecepatan tetapi memiliki kesulitan atau 'menyerah' pada kondisi saat mereka diminta untuk memperlambat. Ini mungkin juga anak-anak yang mengalami kesulitan duduk diam dan memperhatikan.


Pelajaran pertama dalam postur dimulai saat lahir ketika bayi mengalami kekuatan penuh gravitasi untuk pertama kalinya. Kemudian bayi rata-rata perlu 12 bulan untuk mengembangkan otot, keseimbangan, dan koordinasi motorik sensorik-untuk berdiri sendiri dengan kedua  kaki.


Sikap tegak bukan hanya kemampuan bawaan ditanamkan dalam otak dari saat konsepsi. Hal ini juga merupakan hasil dari pola gerakan yang tak terhitung jumlahnya yang dilakukan oleh anak berkembang dalam 21 bulan pertama setelah konsepsi. Banyak dari gerakan dibawa dalam diri mereka merupakan jejak gerakan nenek moyang kita, evolusioner dari ikan seperti gerakan yang dibuat dalam rahim melalui merangkak (reptil), merayap (mamalia) dan 'jelajah' (primata) pada dua kaki. Setiap gerakan membantu untuk memperkuat hubungan antara tubuh dan otak. Pengalaman gerakan membantu untuk membangun arsitektur otak dengan memperkuat jalur antara saraf dan daerah asosiasi, yang akhirnya menyediakan platform yang stabil untuk persepsi yang koheren.


Dasar pengetahuan profil anak diawali dari pengenalan sistem indera yang terdiri dari 5 indera ditambah organ keseimbangan dan sistem koordinasi otot-rangka-persendian. Pengenalan dasar sistem indera ini dilakukan melalui serangkaian observasi yang dilakukan dalam aktivitas keseharian anak,dengan tidak meninggalkan informasi usia anak. Kematangan sistem indera dalam perjalanan usia anak menjadi dasar keseimbangan bagi kematangan pada tahap selanjutnya.


Gerak adalah tanda kehidupan, gerak terjadi dalam kandungan hingga lahir dan sampai masa tua. Yang disebut gerak sangat luas, kedipan mata, perputaran bola mata, aktivitas paru dan jantung, semua mengandung unsur gerak. Gerak terjadi secara otomatis disebut gerak tak sadar (involuntary)  atau gerak yang diarahkan oleh pikiran atas kehendak yang bergerak disebut gerak sadar (voluntary).


Gerak yang terjadi atas arahan kehendak ini disebut gerak akibat asosiasi antar area otak dan  koordinasi otak melalui saraf ke otot. Semakin baik dan halus serta efisien gerak yang terjadi menunjukkan semakin banyak area otak yang dimanfaatkan, ini disebut sebagai kecerdasan. Dalam kecerdasan majemuk terdapat salah satu indikator kecerdasan disebut kecerdasan kinestetik. Kinestetik berasal dari kata kin-aesthetic, artinya gerak yang harmoni menuju keindahan. Untuk mencapai gerak yang harmoni harus dimiliki kepekaan terhadap ruang gerak yang disebut spatial. Dalam lingkup lebih luas menjadi kecerdasan natural. Harus ada pemanfaatan emosi internal untuk mengendalikan besaran tenaga yang dipakai untuk bergerak, disebut pengelolaan intrapersonal. Juga empati pada manusia sekitar, kecerdasan antarpersonal. Pengalaman otot pada momentum benturan menggunakan kecerdasan matematis, yang dipadu dengan urutan gerak dalam memori yang menggunakan kemampuan sekuensial dalam hitungan disebut aritmatika dasar. Kecerdasan gerak menjadi ekspresi perkembangan kecerdasan secara menyeluruh dari proses  kerja otak.


Oleh sebab itu sistem indera sebagai penerima informasi yang dilanjutkan dengan proses asosiasi berbagai area di otak akan diekspresikan oleh gerak. Gerak adalah stimulus/rangsang agar sel otak diaktivasi, namun gerak juga sekaligus adalah indikator proses asosiasi fungsi struktur otak yang telah matang.


Pada gambar diatas dapat dikenali perkembangan kemampuan gerak bayi sejak lahir yang diawali dengan gerak refleks sebagai anugerah Allah untuk kemampuan dasar hidup dan pertahanan diri. Refleks yang kemudian harus dimatangkan dengan proses inhibisi dan memunculkan gerak yang dilatih melalui stimulus dunia sekitar untuk mengaktifkan kematangan sel saraf dan otak.


Di usia 0-12 bulan, bayi mengalami kerepotan gerak, dimana gerak reflek menjadi andalan namun otak yang mendapat stimulus juga mulai menahan hadirnya refleks dan mematangkan gerak koordinatif. Bayi usia ini sangat sulit mengendalikan gerak dan cenderung dipengaruhi emosi. Gerak yang ditampilkan berupa ekspresi komunikasi, karena itulah kerumitan pengertian gerak bayi menjadi keresahan banyak orang dewasa sekitarnya yang berusaha menerjemahkan dengan pemahaman sempit. Mengenali profil kemampuan indera bayi akan membantu memilih terjemahan yang lebih mendekati maksud ekspresi bayi.


Di usia ini penting bayi mendapat stimulus taktil dan gerak pada persendiannya untuk mengaktifkan pesan pada struktur otak yang mengelola gerak. Melalui aktivitas gerak di tempat (non locomotor) hingga mengalami perpindahan tempat (locomotor) adalah perkembangan yang dialami bayi. Selepas tali pusat bayi maka bayi boleh mendapat rangsangan perputaran leher dengan cara tidur tengkurap. Upaya bayi untuk mengangkat kepala saat tengkurap dan memutar leher untuk menghadapkan wajah ke kiri dan kanan adalah stimulus terbaik untuk menghambat refleks primitif dihambat dan diganti menjadi gerak dari persarafan matang menuju kemampuan koordinasi bahu-lengan-pergelangan tangan-jemari. Kemampuan yang sangat dibutuhkan untuk nanti anak mampu memegang alat makan, alat tulis dan perkakas halus lainnya dan melakukan apa yang diinginkan dengan efisien terkoordinasi.


Kemampuan gerak (motor skill) diolah pertama kali di bagian tengah tubuh dan bagian atas tubuh, kemudian mengarah ke arah tungkai dan bagian bawah tubuh. Misalnya, bayi mengembangkan kemampuan di area bahu dan tengkuk terlebih dahulu, baru kemudian kemampuan berjalan. Begitupun dengan kemampuan bayi menggerakkan lengan, baru kemudian kemampuan menggerakkan jari jemari.


Proses belajar ini semuanya terhubung dalam beberapa cara untuk kontrol gerakan. Misalnya kemampuan membaca anak, pada awalnya tergantung pada kemampuan anak menggerakan mata. Mata harus bergerak stabil. Sementara kemampuan menulis melibatkan koordinasi antara tangan dan mata. Dan kemampuan menyalin membutuhkan penyesuaian antara posisi kepala dan jarak fokus. Masing-masing kegiatan ini bisa menyentuh keterampilan motorik dan kemampuan postural (postur tubuh) yang berbeda.


Gerakan juga merupakan komponen integral dari perilaku. Hanya untuk duduk saja anak-anak harus dapat menghambat gerakannya dan mempertahankan postur stabil atau dengan kata lain akan ada kebutuhan konstan untuk posisi gelisah, menggeliat dan berubah, yang semua kegiatan ini menjadi upaya besar bagi anak.


Anak-anak yang memiliki masalah dalam mengendalikan tubuh mereka sendiri sering mengalami kesulitan membaca bahasa tubuh orang lain dan tidak tepat untuk merespon isyarat-isyarat sosial. Hal ini dapat merepotkan orang dewasa serta membuat anak menjadi sasaran empuk untuk digoda dan mengalami intimidasi di antara rekan-rekan.


Kemampuan yang terkait dengan kecerdasan kinestetik pada anak adalah, kemampuan menggerakkan anggota tubuh, kemampuan mengatur keseimbangan tubuh, kemampuan mengatur kelenturan tubuh. Anak yang gerakan motoriknya mencapai kemampuan optimal, itu akan mempengaruhi perkembangan otak kognitifnya.








No comments

Powered by Blogger.