Implementasi Profil Riwayat Perkembangan Anak
Topik ini membahas penyusunan rencana program pembelajaran berdasarkan perkembangan fungsi otak dapat ditindaklanjuti dengan pemilihan aktivitas-aktivitas yang sesuai profil peserta didik.
Mempelajari topik ini Anda dapat mengklasifikasikan hasil profil anak menggunakan DDTK Analisa POA yang terdiri dari empat kategori. Pengkategorian memudahkan guru menyusun aktivitas sesuai kebutuhan.
Tujuan mempelajari modul ini Anda dapat memahami perkembangan fungsi otak dan pembelajaran pada kurikulum nasional, termasuk aktivitas, nilai agama dan moral serta target perkembangan pendidikan mengacu pada profil pelajar pancasila.
Anda diharapkan mendapatkan pemahaman terkait perkembangan fungsi otak dan pembelajaran pada kurikulum nasional akan memudahkan pendidik dalam menyusun aktivitas sesuai dengan profil anak.
Bagaimanakah mengimplementasikan aktivitas profil anak pada program pembelajaran ?
Implementasi atau penerapan profl kematangan fungsi otak anak akan mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 4 Tahun 2022 tentang Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah. Dalam permen tersebut termaktub 6 aspek perkembangan, yaitu:
Agama dan Moral
Nilai Pancasila
Fisik Motorik
Kognitif
Bahasa
Sosial Emosional
Identifikasi awal menggunakan DDTK akan mengkategorikan anak sesuai atau terlambat atau terhambat atau rujukan. Pada kegiatan di kelas, anak akan dikategorikan BSB, BSH, MB, dan BB. Anak yang berada dalam kategori MB dan BB akan mendapatkan assessment lanjutan dan intervensi menggunakan program perkembangan otak anak (PPOA).
Pendekatan aktivitas berbasis potensi kemampuan, merupakan upaya perencanaan belajar dengan pendekatan adaptifnya. Anak dengan potensi kecenderungan kekhususan memiliki beberapa kelemahan yang dapat menghambat pencapaian kemandiriannya.
Anak dengan potensi kecenderungan kekhususan perlu berjuang untuk dapat menjadi bagian dalam masyarakatnya. Memiliki tantangan untuk dapat melakukan penyesuaian diri yang tidak sama satu dan lainnya disebabkan kecenderungan kekhususan yang ada pada individu masing-masing. Adapun di lingkungan sekolah, pembelajaran lebih ditekankan pada pengembangan kognitif tanpa memahami potensi dan kebutuhan individu. Dibutuhkan kerjasama antara orangtua, lingkungan, dan sekolah.
Proses persiapan penyusunan rangkaian pembelajaran yang diberi imbuhan dengan urutan pematangan fungsi otak menjadi kebutuhan dalam menghadapi masa perkembangan teknologi yang belum selaras dengan perubahan pola asuh anak usia dini. Dengan pengetahuan kepentingan pematangan fungsi otak untuk tahapan kesiapan belajar, maka perlu dipastikan setiap anak mendapat kesempatan urutan stimulasinya.
Leave a Comment