Deteksi Dini Tumbuh Kembang Dalam Analisa Perkembangan Otak Anak
Instrumen Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Instrumen deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang (DDTK) dapat digunakan untuk mendapatkan profil perkembangan anak, baik reguler, ada keterlambatan, ada hambatan dan perlu rujukan ke ahli dengan mengambil data riwayat dari wawancara orangtua atau dengan alat bantu kuesioner yang diolah dengan perspektif perkembangan otak anak pada fungsi kerja otak secara bertahap. Dengan analisa perkembangan kerja otak dari teori anatomi fisiologi dan ilmu tentang perkembangan gerak, maka dapat diketahui perbedaan antara pertambahan usia dan tumbuh kembang fisik anak dengan pertumbuhan kemampuan kerja otaknya.
Apabila ditemukan ada keterlambatan, maka dilakukan intervensi berupa aktivitas stimulasi tumbuh kembang sebagai tindakan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak agar tumbuh kembangnya kembali reguler atau keterlambatannya tidak semakin berat. Apabila anak perlu dirujuk, maka rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan kecenderungan kekhususan yang diperlukan. Data profil riwayat tumbuh kembang dapat dilanjutkan kemudian dengan kegiatan profiling perkembangan otak anak secara khusus, yang kemudian diikuti dengan stimulasi yang tepat untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan formal.
Pada buku SDIDTK 2016 terdapat 6 kelompok kuesioner:
KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) : tujuan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan
TDD (Tes Daya Dengar) : Tujuan tes daya dengar adalah menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak.
TDL (Tes Daya Lihat) : Tujuan tes daya lihat adalah mendeteksi secara dini kelainan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar. Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah umur 36 sampai 72 bulan. Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
KMPE (Kuesioner Masalah Perilaku Emosional) : Tujuannya adalah mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/masalah perilaku emosional pada anak pra sekolah
M-CHAT (Modified-Checklist for Autism in Toddlers) : Tujuannya adalah mendeteksi secara dini adanya autis pada anak umur 18 bulan sampai 36 bulan. Dilaksanakan atas indikasi atau bila ada keluhan dari ibu/pengasuh atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, pendidik PAUD, pengelola TPA dan guru TK. Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di bawah ini:
Keterlambatan berbicara.
Gangguan komunikasi/ interaksi sosial.
Perilaku yang berulang-ulang.
GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas) : mengetahui secara dini adanya Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada anak umur 36 bulan ke atas. Dilaksanakan atas indikasi bila ada keluhan dari orang tua/pengasuh anak atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB, pendidik PAUD, pengelola TPA dan guru TK. Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di bawah ini:
Anak tidak bisa duduk tenang
Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah
Perubahan suasana hati yang mendadak/impulsive
Analisa DDTK versi POA menggunakan kuesioner Pra Skrining Perkembangan tes daya lihat dan tes daya dengar untuk menemukan kecenderungan profil masa pematangan fungsi otak anak usia dini (0-6 tahun).
Kuesioner DDTK Analisa POA memiliki sedikit perbedaan cara pengisiannya. Yang pertama, guru dan orang tua dapat mengisi kuesioner DDTK Analisa POA. Selanjutnya, DDTK Analisa POA ini dapat dilakukan secara luring maupun daring (menggunakan aplikasi NeuroTune seperti gambar diatas).
Selain itu, untuk menjawab sebuah pernyataan (kalimat aktivitas observasi) guru ataupun orang tua dapat memberikan angka antara 0-9 yang sesuai dengan kondisi anak dengan ketentuan tertentu, antara lain :
Angka 0-3 dapat Anda berikan jika ingatan Anda terhadap kondisi yang ditanyakan dalam kuesioner tidak dialami anak
Angka 4-6 dapat Anda berikan jika ingatan Anda terhadap kondisi yang ditanyakan tidak muncul terlalu kuat atau ragu-ragu
Angka 7-9 dapat Anda berikan jika ingatan Anda terhadap kondisi yang ditanyakan dalam kuesioner dialami anak sesuai perkembangannya.
Pengisian kuesioner DDTK Analisa POA dapat dilakukan secara daring sehingga Anda akan otomatis mendapatkan hasil profil anak. Pengisian dapat menggunakan aplikasi Neurotune yang sebelumnya dikenal dengan nama Vigor Profile.
Leave a Comment