Malam Satu Suro adalah Hari Rayanya Makhluk Halus - Satu Suro (2019)
Adinda (Citra Kirana) yang sedang hamil besar baru saja pindah ke sebuah rumah yang letaknya agak jauh dari kota, bersama suaminya Bayu (Nino Fernandez). Namun, kejadian aneh terasa di rumah tersebut, Adinda sering diganggu makhluk halus dan sering berhalusinasi. Suatu hari Adinda merasakan kontraksi pertanda akan segera melahirkan. Bayu langsung membawa Adinda ke rumah sakit terdekat. Dokter yang menggenggamnya mengatakan bahwa masih perlu waktu untuk kelahiran bayi mereka. Bayu memilih kembali ke rumah dan mengambil keperluan yang tertinggal. Pemandangan terjadi saat Bayu kembali ke rumah sakit dan hanya menemukan sebuah bangunan tua kosong tak berpenghuni. Penduduk setempat mengakatan bahwa rumah sakit tersebut sudah tidak beroprasi sejak 15 tahun lalu karena kebakaran, Dia terdengar suara-suara aneh, tetapi dia harus bertahan di sana untuk mencari istri yang akan segera melahirkan.
Cerita bermula saat Adinda (Citra Kirana) sedang hamil besar. Menurut salah satu saran saudaranya, Adinda dan suaminya, Bayu (Nino Fernandez), perlu membuat kelahiran anak pertama spesial. Dipilihlah untuk pindah ke daerah desa, jauh dari perkotaan. Suasana tenang dan alam yang asri menjadi pertimbangan. Bayu tetap melakukan pekerjaan di dekat kota, sementara Adinda berjalan-jalan ke pasar tradisional. Saat sedang di pasar, Adinda melihat banyak bunga melati. “Sebentar lagi kan malam satu suro, jadi semuanya harus disiapkan,” begitu kira-kira jawaban salah satu pedagang saat Adinda bertanya. Sejak lokasi rumah baru tersebut, sering terjadi gangguan pada Adinda baik suara aneh atau penampakan makhluk gaib. Bahkan dari kejadian-kejadian tersebut, Adinda sering mengalami halusinasi. Pada suatu malam, Adinda merasa perutnya mengalami kontraksi. Bayu membawa Adinda ke rumah sakit terdekat. Dokter mengatakan bahwa belum saatnya Adinda untuk melahirkan. Agar bisa melakukan persiapan sebelum kelahiran tersebut, Bayu kembali ke rumah dan mengambil barang yang sekiranya diperlukan. Saat kembali ke rumah sakit, pemandangan yang tak terduga dialami oleh Bayu. Rumah sakit yang dia yakin didatangi sebelumnya, berubah menjadi bangunan tua, kosong dan gosong seperti bekas kebakaran. belakangan dari warga bahwa sumah sakit tersebut telah terbakar total sepuluh tahun lalu. Bayu harus mencari Adinda yang berada di dalam rumah sakit. Tapi tidak ada itu, banyak ganguan dari makhluk gaib yang sepertinya penunggu rumah sakit tersebut, dan jumlah pun banyak. Menurut salah satu warga pula, bahwa malam satu suro adalah waktu para makhluk gaib untuk keluar. “Malam satu suro adalah hari rayanya makhluk halus.”
Cerita mengalir lancar dikawal performa Citra yang memuaskan. Ia menjelaskan, mencurigai, dan memperlihatkan alam. Di pertengahan film, saat kedua tokoh sadar ada yang tidak beres dengan rumah sakit itu, alur kedua berjalan. Bayu dan Dinda seperti masuk ke wahana rumah hantu, berputar-putar di tempat yang sama, berlarut-larut. Suasana rumah sakit tidak lagi seram seperti kali pertama terlihat.
Terlepas dari kelemahan ini, Satu Suro horor yang beda dari MD Pictures. Anggy berhasil menciptakan dunia kecil berbau mistis dengan melibatkan sekte, ritual, dan makhluk untuk dipuja. Ia juga merancang aturan dan hukum karena yang membuat Satu Suro memiliki karakter tegas. Menilik akhir ceritanya, jika sukses, Satu Suro akan punya sekuel.
Leave a Comment