Kisah Seorang Playboy yang Dipaksa Menikah Pariban- Idola dari Tanah Jawa (2019)
Moan, pemuda Batak berumur 37 tahun, lahir di Jakarta, besar di Bandung adalah pemuda yang sukses namun dia tak punya keinginan untuk berkomitmen serius dengan wanita untuk dijadikan istri. Ibu Moan (boru Silalahi) yang cerewet, memaksanya untuk segera menikah dan menjodohkan Moan dengan Uli Silalahi (pariban Halomoan) di Samosir. Karena merasa orang kota, Moan tidak bersedia karena merasa paribannya adalah anak kampung dan berbeda kelas dengan dirinya, namun terpaksa ke Samosir karena dia sangat menyayangi mamanya. Sampai di samosir ternayata paribannya tersebut sangat mempesona luar dalam dan Moan tertarik, namun upaya pendekatan Moan terhalang oleh Binsar C. Situmorang, pemuda nyentrik dan terkenal di kampungnya yang telah dikenal Uli sejak kecil.
Moan adalah lelaki sukses secara finansial dan setiap hubungan pertemanannya. Ia sangat digila-gilai para wanita. Namun, ia belum bisa berkomitmen untuk memiliki pasangan hidup.
Ibunya selalu menasihati Moan untuk segera menikah. Ia pun dijodohkan dengan seorang bernama Uli Silalahi, perempuan asli Samosir.
Pada awalnya, ia tidak setuju dan menolak untuk dijodohkan. Moan beranggapan bahwa orang kota tidak akan cocok disandingkan dengan orang desa. Namun, karena rasa sayang kepada ibunya lebih besar, ia membuang semua ego dan menuruti perintah ibunya.
Moan berangkat menuju Samosir. Hingga ia bertemu dengan paribannya, segala prasangka awal tentang Uli berubah. Pariban, bagi masyarakat Batak, adalah sosok yang penting dalam urusan cinta.
Pada babak awal, kalian akan disuguhi dengan adegan komedi slapstick dan jokes ‘dewasa’ yang memancing tawa. Sebagai playboy asal ibukota, aksi Moan dalam meluluhkan kaum hawa cukup menarik untuk di simak. Beralih ketika tiba di tanah Samosir, sang protagonis dihadapkan dengan Bapak Uli dan Ibu Uli yang ‘unik’.
Kelucuan kembali terjadi ketika Moan dan Binsar sepakat untuk bersaing demi mendapatkan Uli. Menjadi sosok yang disegani di Samosir, Binsar memiliki sedikit keuntungan dalam memenangkan kompetisi. Namun, bukan Moan namanya jika mudah putus asa. Ada saja akal bulus yang dilancarkan Moan untuk membuat hidup Binsar sengsara.
Komedi yang di setting cukup berhasil membuat penonton tertawa. Sayangnya, menuju paruh akhir, kelucuan yang coba dibangun masih menggunakan formula yang sama. Enggak ada hal baru dan terkesan monoton, jokes yang dihadirkan enggak sedahsyat pada paruh pertama film.
Satu hal lagi yang dirasa kurang maksimal adalah enggak adanya chemistry yang terbangun rapi antara Moan dengan Uli. Di sepanjang film, Moan memang selalu berusaha merayu Uli, sementara Uli terus mengelak, menganggap sepupu jauhnya ini hanya bercanda saja.
Harapannya, penonton disuguhi lebih banyak momen kedekatan antara Moan dan Uli. Yang terjadi, persaingan Moan dan Binsar lebih mendominasi di sepanjang film. Efeknya, penonton enggak merasa ada romansa nyata antara dua pemeran utama tersebut.
Enggak ada momen spesial dari Uli yang mampu membuat Moan berkata dalam hati “Ini dia calon Ibu dari anak-anak gue”. Tiba-tiba kalian ‘dipaksa’ menerima bahwa Moan jatuh cinta kepada Uli . Pun begitu, di sepanjang aksinya, kalian akan disuguhi momen yang menggambarkan bahwa Uli enggak tertarik dengan yang namanya cinta.
Begitu memasuki babak akhir, akan ada sedikit twist yang dihadirkan. Sayangnya, kejutan ini enggak konsisten dengan jalan cerita yang sudah berjalan dari awal. Enggak ada planting yang bisa diterima dengan baik oleh penonton.
Leave a Comment