Review Film Indonesia Toko Barang Mantan
Toko Barang Mantan adalah toko jual-beli barang-barang mantan bagi orang-orang yang ingin move-on dari mantannya. Sebagai pencetus ide, pendiri dan pemiliknya, Tristan (Reza Rahadian) rela meninggalkan kuliah hukumnya demi bisa fokus mengembangkan toko ini bersama sahabatnya, Amel dan Rio. Berbagai macam kisah-kisah sedih, lucu dan absurd tentang barang-barang tersebut menjadi makanan mereka sehari-hari.
Tanggal rilis: 18 Februari 2020 (Indonesia)
Sutradara: Viva Westi
Skenario: Titien Wattimena
Perusahaan produksi: MNC Pictures
Produser: Ferry Ardiyan
Musik digubah oleh: Andi Rianto
Tristan yang merasa bahwa bangku kuliah bukan masa depannya lagi, mulai berbisnis kecil-kecilan dengan membuka Toko Barang Mantan. Toko tersebut merupakan sebuah toko jual-beli barang mantan bagi orang yang ingin move on dari mantannya. Sebagai pendirinya, Tristan rela meninggalkan kuliahnya untuk fokus mengembangkan toko ini bersama sahabatnya, Amel dan Rio. Berbagai macam orang datang ke tokonya untuk menjual barang dari mantannya beserta dengan cerita di baliknya. Mulai dari kisah sedih, lucu, bahkan absurd tentang barang-barang tersebut menjadi makanan sehari-hari mereka. Meskipun kesulitan dalam hal finansial, Tristan tetap ingin mempertahankan toko ini.
Tiba-tiba, Laras yang merupakan mantan Tristan saat kuliah dulu, datang kembali dan membuat dunianya tak keruan. Kehadiran Laras, membuat Tristan mempunyai tekad untuk merebut kembali hati Laras. Salah satu caranya adalah dengan membuat Toko Barang Mantan tersebut sukses dengan segala cara. Namun sayang, tekadnya tersebut tidak berbuah manis, Laras ternyata sudah memiliki tunangan dan akan menikah dalam waktu dekat. Belum lagi banyak konflik yang ternyata belum selesai dari hubungan mereka dan misteri yang nantinya akan terungkap.
Hal ini seolah-olah mengglorifikasi stigma "mantan" yang memang selalu mendatangkan konflik tersendiri. Ujung-ujungnya menyambung ke semangat "move on" atau "cinta tak bersyarat (tak harus memiliki)" yang biasanya menjadi susulan dari masalah mantan itu. Padahal sebenarnya tak semua mantan seperti itu juga toh?
Naskah cerita (ditulis oleh Titien Wattimena) yang terkesan dangkal dapat terlihat dari kurangnya pengembangan karakter dalam film. Kalaupun ada latar belakang, maka itu lebih berasal dari narasi deskriptif dalam dialog, bukan hasil dari pengembangan adegan. Selain itu alur cerita yang tersaji juga terlalu mudah diprediksi.
Sutradara dalam film ini (Viva Westi) terkesan kurang berhasil menjaga momentum dramatis dalam film. Kalaupun ada adegan romantis, tiba-tiba sudah konflik sebelum mencapai klimaks. Kalaupun ada konflik maka sebelum dieksploitasi tiba-tiba sudah selesai dan begitu seterusnya, diulang lagi dengan pola yang sama di tiap adegan.
Tidak hanya dari segi karakter, tetapi jalan ceritanya yang sangat relate dengan kehidupan menjadikan film ini mudah sekali dicerna bagi setiap orang yang menontonnya. Film Toko Barang Mantan terinspirasi dari kisah sehari-hari yang mudah ditemui. Sebagai contoh, pasti semua orang pernah punya mantan yang sulit dilepaskan.
Apakah ada cara terbaik untuk melupakan mantan? Bagaimana jika mantan kembali ke kehidupanmu? Apakah dapat menerimanya sebagai sahabat? Nah di film Toko Barang Mantan ini segala pertanyaan akan terjawabkan. Tentunya dengan sajian yang ga ribet dan ngebosenin.
Film ini gampang dicerna karena setting-nya simpel dan ceritanya yang relatable. Film ini dapat menghibur siapa saja: yang baru ditinggal pacar, yang gak bisa berhenti mikirin mantan, yang udah dilupakan oleh mantannya, pasangan yang gak bisa putus, bahkan yang sudah menikahpun juga ada yang masih mikirin mantan lho. Hayoo siapa yang masih mikirin mantann?
Film ini menunjukkan alasan kenapa cewek butuh kepastian. Bagi cowok yang masih bingung kenapa pacarnya ngambek terus, bisa tonton film ini. Bagi cewek yang pengen dimengerti pacar, bisa ngajakin nonton film ini.
Leave a Comment