Permainan Tradisional Ucing Kuriling Jawa Barat
Permainan rakyat tersebar di daerah Jawa Barat dan merupakan bagian dari folklore. Kecenderungan manusia untuk menikmati suatu permainan yang mendidik dan menggembirakan, sebenarnya bersifat universal.
Zaini Alif dalam bukunya yang berjudul mainan dan permainan tradisional Sunda mengatakan bahwa setiap mainan dan permainan anak, melatih anak bermain melalui aturan dan sistem untuk patuh pada permainan dan mainan itu sendiri. Patuh adalah hal yang paling mendasar dalam pelaksanaannya sebuah permainan, tanpa tunduk dan patuh pada aturan dan sistem sebuah permainan, mustahil permainan itu dapat dilaksanakan (2014: III). Selain itu, mainan dan permainan juga secara langsung mengajarkan nilai-nilai toleransi, kejujuran, kepemimpinan, strategi, dst.
Dalam mainan dan permainan anak di Jawa Barat, permainan dibagi menjadi 3 jenis, di antaranya: (1) permainan berkelompok, (2) permainan satu (satu sebagai ucing) lawan banyak, dan (3) permainan individual.
Setiap daerah atau tempat memiliki cara yang berlainan. Masyarakat Jawa Barat sejak jaman dulu telah memiliki banyak permainan yang dilakukan terutama oleh anak-anak pada waktu senggang. Bila permainan rakyat yang ada di Jawa Barat kita kaji ternyata bersifat edukatif; mengandung unsur pendidikan jasmani, kecermatan, kelincahan, daya pikir, apresiasi artistik (unsur seni), kesegaran psikologis dan sebagainya. Keterampilan berprestasi yang bersifat hiburan dalam wujud permainan rakyat kita jumpai di mana-mana. Salah satunya adalah permainan ucing kuriling.
Permainan Ucing Kuriling merupakan permainan dari jawa barat yang dapat dilakukan oleh anak-anak dan tidak terbatas banyaknya. Permainan Ucing Kuriling dilakukan di tempat yang agak luas dengan membuat garis lingkaran yang garis tengahnya kira-kira 4 sampai 5 m.
Yang menjadi kucing berada di atas garis lingkaran sedangkan yang menjadi tikusnya/mangsanya di dalam lingkaran. Apabila mangsanya kena tepukan kucing maka ia akan berbalik menjadi kucing. Permainan ini juga dapat dimainkan dengan sistem jibeh (beunang hiji beunang kabeh), maksudnya apabila mangsa kena tepukan kucing maka jumlah kucing bertambah. Begitu seterusnya sampai mangsa kena tepukan dan menjadi kucing semuanya.
Banyak manfaat yang dikandung oleh permainan ini, diantaranya adalah :
1. Sebagai olahraga,
Permainan ini tentu berfungsi sebagai olahraga, karena dalam permainan ini anak dapat bergerak bebas/berlarian.
2. Melatih disiplin
Permainan ini dapat melatih kedisiplinan, karena anak harus mengikuti aturan yang ada dalam permainan
3.melatih kejujuran
Permainan ini dapat melatih kejujuran. Seperti pemain yang harus jujur bila terkena tepukan kucing.
4. Melatih kecekatan
Permainan ini dapat melatih kecekatan karena para pemain diharusnya cekatan untuk menghindari kucing atau menepuk pemain lainnya.
Nilai didaktis dalam permainan rakyat yaitu:
1. Membentuk perilaku sikap jujur, taat aturan,berkerjasama, riang/gembira,saling melindungi, mandiri.
2. Memiliki keterampilan ketangkasan, kewaspadaan.
3. Mengembangkan berpikiranalogi, dan melatih kecerdasan linguistik(berbahasa).
4. Mengembangkan kecerdasan interpersonal.
Transformasi dan internalisasi nilai nilai didaktis permainan rakyat dilakukan melalui:
1. Menggunakan salah satu jenis permainan rakyat sebagai bahan ajar atau metode pembelajaran untuk mengembangkan aspek kebahasaan.
2. Menggunakan salah satu jenis permainan rakyat untuk membangkitkan semangat siswa di dalam pembelajaran. Dapat digunakan di dalam kegiatan awal pembelajaran, inti, atau akhir pembelajaran.
3. Menggunakan salah satu jenis permainan rakyat untuk berbagai perlombaan antarsekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Dasar tingkat kecamatan mnaupun tingkat kabupaten melalui perlombaan OLTRAS (olahraga tradisional).
Leave a Comment