UAS Pedagogik
Soal
1. Pedagogika adalah sebuah ilmu pengetahuan yang “sangat penting” bagi orang yang hendak menempuh jalan menjadi seorang pendidik. Di sebagian kalangan, pedagogika masih diragukan posisinya sebagai disiplin ilmu (science) tersendiri. Coba analisa oleh Anda berikut ini:
a. Apa perbedaan mendasar antara pengetahuan (Knowledge) dan Ilmu (Science)! Berikan contoh kongkritnya!
b. Jelaskan sejarah munculnya istilah “pedagogik” dalam dunia pendidikan?
c. Dari sudut pandang filsafat, sebuah science harus memiliki objek formal dan material. Apa objek formal dan material dari ilmu pedagogika dan jelaskan?
d. Apa perbedaan istilah pedagogi dan pedagogika?
2. Langeveld menyatakan bahwa proses pendidikan baru terjadi manakala anak sudah mengenal kewibawaan. Apa yang dimaksud ‘kewibawaan” menurut Langeveld tersebut?
3. Pendidikan selalu berlangsung sepanjang hayat dan dalam berbagai situasi pendidikan. Kita mengenal ada istilah “tri pusat pendidikan”, jelaskan apa yang dimaksud tri pusat pendidikan itu?
4. Kewibawaan menjadi faktor penentu kualitas seorang pendidik dihadapan pembelajar. Sebutkan oleh Anda faktor- faktor apa sajakah yang mempengaruhi kualitas kewibawaan pendidik tersebut?
5. Pendidikan berlangsung selalu memiliki tujuan, sebutkan enam jenis tujuan pendidikan menurut Langeveld dan jelaskan?
6. Manusia adalah satu- satunya mahluk Tuhan yang dapat dididik! Ada tiga potensialitas manusia yang harus ditumbuhkan dan dikembangkan dalam proses pendidikan tersebut. Apakah ketika potensialitas tersebut, dan jelaskan!
7. Banyak teori penting dalam meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran. COACTIV adalah salah satu model pembelajaran yang menggambarkan berbagai aspek kompetensi yang wajib dikuasai. Coba analisis oleh Anda model COACTIV di bawah ini kemudian narasikan dalam bentuk tulisan!
Jawaban
1.
a. Perbedaan mendasar antara pengetahuan (Knowledge) dan Ilmu (Science) Ilmu (Science) kata lain Ilmu merupakan pengetahuan yang telah di atur berdasarkan yang sudah tertata atau di urutkan seacara menyluruh dan sistematis. Contoh Ilmu yang biasa kita temukan sehari-hari dalam kehidupan social adalah Bahasa, yang mana bahasa sangat berlaku secara umum dan sistematis. Sedangkan Pengetahuan (Knowledge) bisa di artikan sebagai informasi yang telah di ketahui atau telah disadari pada setiap Individu/kelompok serta belum bisa di pelajari secara umum. Akan tetapi pengetahuan bisa menjadi suatu ilmu jika sudah di pelajari dan di uji sehingga nantinya bisa di terapkan untuk umum. Sebagai contoh dari Pengetahuan adalah praktek dukun atau ilmu supranatural, dimana untuk pelaku tersebut di sebut paranormal, bisa di bilang hal ini bermanfaat dan benar adanya. Namun karena sifatnya masih Individu/Kelompok atau tidak sistematis (tertutup) maka orang yang ingin mempelajarinya memerlukan guru khusus.
b. Sejarah munculnya istilah “pedagogik” dalam dunia pendidikan. Sejarah perkembangan paedagogi sangat mungkin berbeda di masing-masing negara, meski esensi paedagogi itu sama di semua tempat dan situasi. Dalam keragaman sejarah dan replika paedagogi sebagai cerminan dari standar kerja pemerintahan dan penguasa birokrasi setempat, pembekalan teoritis kepaedagogian bagi guru dan calon guru merupakan keniscayaan. Menurut N. Chacon (2002) dalam rangka pengembangan kemampuan dan keterampilan kepaedagogian juga perlu upaya mengembangkan etika profesi guru, dengan mengemas program yang menggamit beberapa dimensi:
a. Penguasaan substansi pengajaran dan pembelajaran, meliputi ilmu pengetahuan, budaya, keterampilan, nilai dan sikap dalam integrasi sekolah dan pendidikan.
b. Penguasaan dimensi paedagogis, khususnya berkaitan dengan nilai-nilai humanistik dan etika profesi.
c. Penguasaan program pendidikan berbasis proses dan hasil dalam keseluruhan perilaku dan pekerjaan kependidikan.
d. Penguasaan metode proses pengembangan kegiatan belajar-mengajar berdasarkan perspektif lintas-kurikuler secara aksiologis dengan menggunakan perangkat teknologi.
c. Objek formal dan material dari ilmu pedagogika
Objek material adalah seseuatu yang dipelajari oleh suatu ilmu dalam wujud materinya, sedangkan objek formal adalah suatu bentuk yang khas atau spesifik dari objek material yang dipelajari oleh suatu ilmu. Setiap disiplin ilmu memiliki objek material dan objek formal tertentu. Beberapa disiplin ilmu mungkin memimiliki objek material yang berbeda, tetapi mungkin pula mempunyai objek material yang sama. Namun demikian, sebagai ilmu yang ototnom setiap ilmu harus mempunyai objek formal yang spesifik dan berbeda daripada objek formal ilmu yang lainnya. Objek meterial pedagogik adalah manusia, objek material pedagogik ini adalah sama halnya dengan objek material psikologi, sosiologi, ekonomi dan sebagainya. Namun demikian, pedagogik memiliki objke formal tersendiri, atau mempunya objek formal yang spesifik dan berbeda daripada objek formal psikologi, ekonomi dan sebagainya.
d. Perbedaan istilah pedagogi dan pedagogika. Langeveld (1980) membedakan istilah pedagogik dan pedagogi. Pedagogik diartikan sebagai ilmu pendidikan yang lebih menitikberatkan kepada pemikiran, perenungan tentang pendidikan, suatu pemikiran bagaimana kita membimbing anak dan mendidik anak. Sedangkan pedagogi adalah pendidikan yang menekankan kepada praktik, menyangkut kegiatan mendidik dan membimbing anak. Pedagogik merupakan teori yang secara teliti, kritis, dan objektif mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakikat manusia, hakikat anak, hakikat tujuan pendidikan, serta hakikat proses pendidikan.
2. Maksud ‘kewibawaan” menurut M.J.Langeveld (1980:60-61) mengemukakan bahwa “adanya kewibawaan itu menciptakan kemungkinan orang dewasa memberikan bantuan kepada orang yang masih belum dewasa”, karena itu “kewibawaan ialah syarat mutlak untuk pendidikan”. Mengingat dalam pergaulan antara anak dengan anak tidak ada pengemban kewibawaan, maka dalam pergaulan tersebut tidak mungkin terjadi situasi pendidikan.
Kewibawaan (kewibawaan pendidikan) adalah kekuatan pribadi pendidik yang diakui dan diterima secara sadar dan tulus oleh anak didik, sehingga dengan kebebasannya anak didik mau menuruti pengaruh positif dari pendidiknya.
3. Maksud tri pusat pendidikan adalah konsep pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara pendiri Taman Siswa yang diakui sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Tripusat pendidikan yang dimaksudkan adalah lingkungan pendidikan ini meliputi “pendidikan di lingkungan keluarga, pendidikan di lingkungan perguruan/sekolah, dan pendidikan di lingkungan masyarakat/pemuda”.
4. Menurut M.J Langeveld ( 1980:49-65) dalam hubunganya dengan anak didik, kewibawaan pendidik akan tertentukan oleh berbagai faktor yaitu:
1. Kasih sayang terhadap anak didik
Motif intrinsik yang perlu ada pada diri pendidik adalah rasa kasih sayang terhadap anak didik. Atas dasar kasih sayang ini pendidik akan rela berkorban demi kepentingan anak didiknya, bahkan meskipun tanpa mendapatkan imbalan sekalipun. Oleh karena itu dikatakan kasih sayang adalah dasar pendidikan.
2. Kepercayaan bahawa anak akan mampu dewasa
Pendidik harus percaya bahwa anak didiknya mampu berdiri sendiri. Kepercayaan pendidik terhadap anak didik semacam itu akan memberi dorongan,keberanian,keyakinan dan keinginan pada diri anak didik untuk berusaha agar menjadi dewasa.
3. Kedewasaan
Pendidik seharusnya adalah orang dewasa, artinya orang yang mampu menentukan diri atas tanggung jawab sendiri, dan mampu menempatkan dirinya dalam kehidupan masyarakat.
4. Indentifikasi terhadap anak didik
Pendidik dapat mengenali berbagai karakeristik seperti: tingkat kemampuan berfikir anak didik, minat dan bakat anak didik, dll. Pendidik akan mengetahui kepentingan anak didik dan memahami pentingnya menjaga anak didik.
5. Tanggung jawab pendidikan
Pendidik harus sudah memiliki kelebihan baik dalam hal pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai ,norma dsb karena anak didik merupakan orang yang belum mandiri dan belum mampu bertanggung jawab, sehingga masih tergantung pada orang dewasa.
5. Menurut M.J Langeveld (1980) terdapat enam jenis tujuan pendidikan yaitu:
1. Tujuan Umum
Merupakan tujuan yang menjadi sumber bagi tujuan lainnya.
2. Tujuan Khusus
Merupakan penjabaran atau pengkhususan dari tujuan umum yang dirumuskan berdasarkan asas atau prinsip tertentu.
3. Tujuan Insidental
Merupakan tujuan menyangkut suatu peristiwa khusus.
4. Tujuan Tentatif
Merupakan tujuan yang terdapat pada langkah-langkah pencapaian tujuan umum, atau yang merupakan tempat berhenti dalam perjalanan dalam rangka mencapai tujuan umum.
5. Tujuan Tak Lengkap
Merupakan tujuan pendidikan yang hanya berkenaan dengan salah satu aspek kemampuan atau dimensi kehidupan.
6. Tujuan Intermedier
Merupakan tujuan pendidikan yang apabila dapat dicapai menjadi alat atau menjadi jembatan untuk mencapai tujuan pendidikan lainnya yang lebih luas atau lebih tinggi tingkatannya.
6. Prinsip Potensialitas. Pendidikan bertujuan agar seseorang menjadi manusia ideal. Sosok manusia ideal tersebut antara lain adalah manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, bermoral/berakhlak mulia, cerdas, berperasaan, berkemauan, mampu berkarya, dst.. Di pihak lain, manusia memiliki berbagai potensi, yaitu: potensi untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, potensi untuk mampu berbuat baik, potensi cipta, rasa, karsa, dan potensi karya. Sebab itu, manusia akan dapat dididik karena ia memiliki potensi untuk menjadi manusia ideal.
7. Seorang tenaga pendidik yang memiliki aspek seperti pengetahuan yang profesional, kepercayaan, motivasi serta peraturan dengan melakukan pengolahan kelas yang baik , memberikan pembelajaran individu serta selalu mengarahkan anak didik kedalam kegiatan yang bersifat kognitif maka guru tersebut akan mengarahkan anak didik ke arah yang lebih baik sehingga anak didik mendapatkan semua aspek yang dimiliki guru tersebut (transfer ilmu).
Leave a Comment