Pendidik dan Anak Didik
A. Pendidik
1. Pengertian pendidik
Pendidik adalah orang dewasa yang secara kodrati atau karena tugasnya bertugas untuk membimbing anak agar bisa menuju kedewasaan.Seorang pendidik harus bisa memberikan gambaran kedewasaan yang senantiasa dibayangkan oleh anak didik kepada pendidiknya.Dalam pergaulan pendidik dan anak didik oleh Langeveld disebut situasi pendidikan.Orang dewasa merupakan manusia yang sudah mandiri, tidak tergantung pada orang lain, baik secara psikologis maupun moralnya, memiliki kestabilan diri, dan berani bertanggung jawab atas setiap perbuatannya. Ngalim Purwanto (2004) memberikan perbandingan sebagai berikut:
No Kekanakan Kedewasaan
1 Mencari bentuk Menampakkan diri sebagai bentuk
2 Tak mempunyai ketetapan Beranggapan memiliki ketetapan
3 Tak ada kemerdekaan Merdeka
4 Mudah berubah Tetap, stabil
5 Lemah Kuat
6 Memerlukan bantuan Membantu
7 Sangat mudah terpengaruh Tidak tergantung kepada orang lain
Anak didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan, yaitu lingkungan keluarga yang bertanggung jawabnya adalah orang tua, kemudian lingkungan sekolah yang bertanggung jawab adalah guru dan lingkungan masyarakat yang bertanggung jawab adalah orang-orang yang terkait dengan dunia pendidikan.
“Tiap-tiap pergaulan antara orang dewasa (orang tua, guru dan sebagainya) dengan anak merupakan lapangan atau suatu tempat dimana perbuatan mendidik berlangsung.” Langeveld (1980)
2. Jenis-jenis pendidik
Pendidik pertama adalah pendidik yang disebabkan kewajaran tanggung jawab untuk membimbing anak, yaitu orang tua. Sedangkan pendidik kedua adalah pendidik yang yang memperoleh tugas dan sebagai suatu profesi yang karena jabatannya ia harus mendidik anak, misalnya guru di sekolah, pembimbing dilembaga pemeliharaan anak yatim piatu dan sebagainya.
a. Orang tua, membantu berkembangnya pertumbuhan anak didik, maka hal itulah yang disebut mendidik.Orang tua terutama ayah, ibu atau orang tua angkat anak didik sangat berperan penting untuk perkembangan anak didik dalam segi kemanusiaan, hati nurani, dan moralnya.
Kita dapat memastikan, bahwa komitmen orangtua terhadap norma-norma islam dan hukum-hukumnya pada kehidupan mereka, menyediakan lahan yang sesuai bagi kemaslahatan dan kebahagiaan anak, agar ia dapat tumbuh dengan akhlak yang mulia dan diridhai. Perkara itu dapat menjadi sebaliknya, seandainya orang tua mengabaikna komitmen mereka terhadap hukum-hukum islam dan ajarannya. (Husain Mazhahiri, 2002:xv)
b. Guru, peran guru di sekolah ialah sebagai seorang pengajar dan pendidik. Seorang guru juga harus orang yang sudah memiliki syarat khusus seperti sudah memiliki bekal ilmu kependidikan dan disertai seperangkat latihan keterampilan keguruan agar seorang guru dapat mempersonalisasikan beberapa sikap keguruan dan kependidikan yang diperlukan, sehingga ia dapat mendidik dan mnegajar anak dengan baik. Untuk menjadi seorang pendidik, ada beberapa hal yang harus dimiliki seorang guru:
1) Guru harus sudah memiliki kedewasaan.
2) Guru harus mempu menjadikan dirinya sebagai teladan.
3) Guru harus mampu menghayati kehidupan anak, serta bersedia membantunya.
4) Guru harus mengikuti keadaan kejiwaan dan perkembangan anak didik.
5) Guru harus mengenal masing-masing anak sebagai pribadi.
6) Guru harus menjadi seorang pribadi.
3. Ciri-ciri pendidik, seorang pendidik memiliki ciri utama adalah adanya kewibawaan yang terpancar dari dirinya terhadap peserta didik.
a. Mengenal anak didik merupakn ciri kedua.Seorang pendidik harus mengenal anak didik secara khusus agar pendidikannya dapat sesuai dengan anka secara perorangan, hal tersebut dapat dipelajari dari psikologi perkembangan.
b. Membantu anak didik, namun sesuai dengan apa yang diharapkan anak didiknya. Pendidik tidak boleh memaksakan kehendak karena harus ingat pada keinginan anak didiknya.
4. Syarat-syarat pendidik
Edi Suardi (1984) mengungkapkan bahwa seorang pendidik harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:
a. Seorang pendidik harus mengetahui tujuan pendidikan.di Indonesia yaitu tujuan pendidikan nasional atau cita-cita nasional tentang manusia Indonesia.
b. Seorang pendidik harus mengenal anak didiknya.
c. Seorang pendidik harus tau prinsip dan penggunaan alat pendidikan.
d. Seorang pendidik harus mempunyai sikap bersedia membantu anak didik, yaitu pendidik dituntut untuk menghendaki pengetahuan dan kesabaran dalam melaksanakan tugasnya.
e. Seorang pendidik harus dapat beridentifikasi (menyatupadukan) dengan anak didiknya.
B. Anak Didik
1. Pengertian anak didik
Secara etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapat pengajaran ilmu. Secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta sebagai bagian dari struktural proses pendidikan. Dengan kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran.
Dilihat dari segi kedudukannya, anak didik adalah makhluk yang sedang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. Mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.
Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. (UU No. 20 Tahun 2003 SISIDIKNAS, pasal 1 ayat 4)
Dalm pandangan yang lebih modern, anak didik tidak hanya dianggap sebagai obyek atau sasaran pendidikan sebagaimana disebutkan diatas, melainkan juga harus diperlakukan sebagai subyek pendidikan.hal ini antara lain dilakukan denagn cara melibatkan mereka dalam memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar.
Dalam Bahasa Arab dikenal tiga istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan pada anak didik kita.Tiga istilah tersebut adalah murid yang secara harfiah berarti orang yang menginginkan atau membutuhkan sesuatu; tilmidz (jamaknya) talamidz yang berarti murid, dan thalib al-ilm yang menuntut ilmu, pelajar atau mahasiswa.Ketiga istilah tersebut seluruhnya mengacu pada seseorang yang tengah menempuh pendidikan.Perbedaannya terletak pada penggunaannya.
Anak didik dalam pendidikan Islam adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik maupun psikologis untuk mencapai tujuan pendidikannya melalui lembaga pendidikan.
Definisi tersebut memberi arti bahwa anak didik merupakan anak yang belum dewasa yang memerlukan orang lain untuk menjadi dewasa. Anak kandung adalah anak didik dalam keluarga, murid adalah anak didik di sekolah, anak penduduk adalah anak didik masyarakat sekitarnya, dan anak agama adalah anak didik rohaniawan agama.
2. Ciri-ciri anak didik
Anak didik dapat dicirikan sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan, dan pengarahan.
Secara garis besar mereka dapat dilihat ciri-cirinya sebagai peserta didik, sehingga kita tahu bahwa ia termasuk peserta didik. Ciri-ciri tersebut adalah:
1. Kelemahan dan ketakberdayaannya
Kelemahan yang ada pada anak manusia adalah jasmani dan rohaninya, buktinya untuk bergerak saja ia minta bantua dari orang lain. Sedangkan ketakberdayaannya tersebut dikarenakan kemampuan atau potensi dirinya belum berkembang. Secara rohani ia lemah karena belum dapat menilai, mana yang merugikan, membahayakan atau menguntungkan dirinya.
Kelemahan dan ketakberdayaannya ini dapat dikatakan selesai apabila peserta didik itu sendiri yang menyatakan selesai. Apabila ia masih memerlukan pendidikan dalam segala hal, maka ia dikatakan masih lemah dan tak berdaya. Sehingga ia masih disebut sebagai anak didik.
2. Berkemauan keras untuk berkembang
Karena anak manusia tadi dibekali potensi untuk berkembang, maka secara kodrati ia ingin belajar. Potensi untuk belajar itulah yang mempengaruhi proses pendidikan, sehingga peserta didik tetap membutuhkan pendidik. Potensi ayng ada tadi selalu diikuti adanya daya vitalitas sehingga ia senantiasa selalu bertindak untuk maju dan berkembang.
3. Ingin menjadi diri sendiri
Diri sendiri diartikan bahwa peserta didik ingin diakui keberadaannya sebagaimana adanya pribadi itu, sehingga dalam pergaulan hidup ia ingin berpribadi yang teguh seperti halnya orang lain.
Syamsul Nizar mendiskripsikan enam kriteria peserta didik, yaitu :
1. Anak didik bukan miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri, sehingga metode belajar-mengajar tidak boleh disamakan dengan orang dewasa.
2. Anak didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dan mempunyai pola perkembangan serta tempo dan iramanya. Implikasi dalam pendidikan adalah bagaimana proses pendidikan itu dapat disesuaikan denagn pola dan tempo, serta irama perkembangan anak didik.
3. Anak didik memiliki kebutuhan dan menuntut untuk memenuhi kebutuhan itu semaksimal mungkin.
4. Anak didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu yang lain, baik perbedaan yang disebabkan dari faktor endogen (firah) maupun eksogen (lingkungan) yang meliputi segi jasmani, inteligensi, sosial, bakat, minat, dan lingkungan yang mempengaruhinya.
5. Anak didik dipandang sebagai kesatuan sistem manusia.Sesuai dengan hakikat manusia, maka pribadi anak didik walaupun terdiri dari banyak segi, merupakan satu kesatuan jiwa-raga.
6. Anak didik merupakan obyek pendidikan yang aktif dan kreatif serta produktif.Setiap anak memiliki aktivitas sendiri dan kreativitas sendiri (daya cipta), sehingga dalam pendidikan tidak memandang anak sebagai objek pasif yang biasanya hanya menerima, mendengarkan saja.
Anak didik merupakan individu yang akan dipenuhi kebutuhan imu pengetahuan, sikap dan tingkah lakunya, sedangkan pendidik adalah individu yang akan memenuhi kebuTuhan tadi. Akan tetapi, dalam proses kehidupan dan pendidikan secara umum, batas antara keduanya sulit ditentukan, karena adanya saling mengisi dan saling membantu, saling meniru dan ditiru, saling memberi dan menerima informasi yang dihasilkan, akibat dari komunikasi yang dimulai dari kepekaan indra, pikiran, daya aspersepsi, dan ketrampilan untyk melakukan sesuatu yang mendorong internalisasi dan individualisasi pada diri individu sendiri.
Bahkan Batllemdan Robert L. Shannon menyatakan bahwa keberhasilan pendidik dalam proses pendidikan adalah apabila ia telah mencapai hasil yang paling tinggi yaitu anak didiknya telah menjadi guru mereka sendiri ayng terbaik, yang dengan sadar membuat kondisi untuk mengubah tingkah laku mereka ke arah tujuan mereka sendiri.
3. Perkembangan anak didik
Perkembangan diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis.
Menurut Kartini Kartono perkembangan didefinisikan sebagai perubahan-perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikid dan fisik pada anak.
J.P Chaplin dalam Dictionary-nya mengatakan perkembangan adalah tahap - tahap perubahan yang progresif dan terjadi dalam rentang waktu kehidupan manusia dan organisme lainnya, tanpa membedakan aspek -aspek yang terdapat dalam organismenya.
Sebagai seorang guru, sangat perlu memahami perkembangan peserta didik.Perkembangan peserta didik tersebut meliputi: perkembangan fisik, perkembangan sosioemosional, dan bermuara pada perkembangan intelektual.Perkembangan fisik dan perkembangan sosio sosial mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual atau perkembangan mental atau perkembangan kognitif siswa.
Perkembangan peserta didik adalah bagian dari pengkajian dan penerapan psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajarai aspek-aspek perkembangan individu yang berada pada tahap usia sekolah dan sekolah menengah. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang.
1. Perkembangan Fisik Peserta Didik
Anak masuk kelas satu SD atau MI berada dalam periode peralihan dari pertumbuhan cepat masa anak anak awal ke suatu fase perkembangan yang lebih lambat. Ukuran tubuh anak relatif kecil perubahannya selama tahun tahun di SD. Pada usia 9 tahun tinggi dan berat badan anak laki laki dan perempuan kurang lebih sama. Sebelum usia 9 tahun anak perempuan relatif sedikit lebih pendek dan lebih langsing dari anak laki laki.
Perkembangan fisik selama remaja dimulai dari masa pubertas.Pada masa ini terjadi perubahan fisiologis yang mengubah manusia yang belum mampu bereproduksi menjadi mampu bereproduksi.Hampir setiap organ atau sistem tubuh dipengaruhi oleh perubahan perubahan ini.Anak pubertas awal (prepubertal) dan remaja pubertas akhir (postpubertal) berbeda dalam tampakan luar karena perubahan perubahan dalam tinggi proporsi badan serta perkembangan ciri ciri seks primer dan sekunder.
Meskipun urutan kejadian pubertas itu umumnya sama untuk tiap orang, waktu terjadinya dan kecepatan berlangsungnya kejadian itu bervariasi. Rata rata anak perempuan memulai perubahan pubertas 1,5 hingga 2 tahun lebih cepat dari anak laki laki. Kecepatan perubahan itu juga bervariasi, ada yang perlu waktu 1,5 hingga 2 tahun untuk mencapai kematangan reproduksi, tetapi ada yang memerlukan waktu 6 tahun. Dengan adanya perbedaan perbedaan ini ada anak yang telah matang sebelum anak matang yang sama usianya mulai mengalami pubertas.
2. Perkembangan Sosio emosional Peserta Didik
Menjelang masuk SD, anak telah rnengembangkan keterampilan berpikir bertindak dan pengaruh sosial yang lebih kompleks. Sampai dengan masa ini, anak pada dasarnya egosentris (berpusat pada diri sendiri), dan dunia mereka adalah rumah keluarga, dan taman kanak kanaknya.
Salah satu tanda mulai munculnya perkembangan identitas remaja adalah reflektivitas yaitu kecenderungan untuk berpikir tentang apa yang sedang berkecamuk dalam benak mereka sendiri dan mengkaji diri sendiri. Mereka juga mulai menyadari bahwa ada perbedaan antara apa yang mereka pikirkan dan mereka rasakan serta bagaimana mereka berperilaku.
4. Anak didik sebagai individu
Istilah individu berasal dari kata individera berarti satu kesatuan organisme yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau tidak dapat dipisahkan.Individu merupakan kata benda dari individual yang berarti orang atau perseorangan (Echols, 1975:519).
Setiap individu dikatakan sebagai peserta didik apabila ia telah memasuki usia sekolah. Usia 4 sampai 6 tahun di taman kanak-kanak. Usia 6 atau 7 tahun di sekolah dasar. Usia 13 sampai 16 di sekolah menengah pertama dan usia 16 sampai 19 tahun di sekolah menengah atas. Jadi peserta didik adalah anak, individu yang tergolong dan tercatat sebagai siswa di dalam satuan pendidikan.
Karakteristik Individu sebagai Peserta didik
– Setiap individu memiliki ciri,sifat bawaan (heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan disekitarnya.
– Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan faktor biologis cenderung lebih bersifat tetap (ajeg),sedangkan karakteristik yang berkaitan dengan faktor psikologis lebih mudah berubah karena dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan.
– Pada hakikatnya manusia merupakan pribadi yang utuh,khas,dan memiliki sifat-sifat sebagai mahluk individu.Kebutuhan pribadi manusia meliputi kebutuhan fisik dan kebutuhan sosiopsikologis.
C. Interaksi Pedagogis antara Pendidik dengan Anak Didik
Interaksi pedagogis merupakan pergaulan pendidikan, yang mengarah kepada tujuan pendidikan.Interaksi pedagogis merupakan suatu pergaulan antara anak dengan orang dewasa untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu manusia mandiri, manusia dewasa.
Jadi interaksi pedagogis merupakan pergaulan pendidikan, yang mengarah kepada tujuan pendidikan.Kalau suatu pergaulan tidak mengarah kepada tujuan, hal tersebut hanya merupakan hal biasa.
a) Pendidik berarti berkomunikasi
Berkomunikasi berarti berhubungan timbal balik, seolah bercakap-cakap antara kedua belah pihak, bukan sekedar bercerita.Dalam berkomunikasi, anak harus di beri kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya sendiri, mencoba kemampuannya sendiri.
a. Menyediakan situasi yang baik
Merupakan suatu upaya yang harus di lakukan pendidik.Anak yang bergaul dengan yang tidak baik berkecendungan menjadi tidak baik, begitupun sebaliknya.Menyediakan situasi yang baik bukan saja mengenai dunia mati, lingkungan alam dan kebendaan, namun menyediakan lingkungan yang baik berarti pula memberikan suasana pergaulan yang baik
b. Mengikuti irama anak
Setiap anak berkembang dalam suatu cara yang berbeda, dalam cara tersendiri ada anak yang mengalami tempo perkembangan cepat ada pula yang lambat.Membantu untuk berkembang merupakan kewajiban pendidikan.
b) Syarat interaksi pedagogis
a. Rasa tenang pada anak didik
Suatu interaksi pedagogis hanya mungkin terjadi kalau hanya pada anak didik ada suatu perasaan bahwa ia dapat berkembang dengan tenang yang memunculkan rasa aman pada diri anak.
b. Hadirnya kewibawaan
Kewibawaan pendidik akan hadir jika si anak merasa yakin akan didikan pendidik itu sendiri dan si anak merasa yakin bahwa ia akan berkembang dengan didikan si pendidik itu sendiri.
c. Kesediaan pendidik mendidik anak didik
Interaksi pedagogis akan terjadi apabila dari pihak pendidik ada kesediaan untuk mendidik peserta didik. Syarat ini mutlak di penuhi oleh pendidik agar terciptanya situasi interaksi pedagogis.
d. Perhatikan minat anak
Pendidik harus memperhatikan minat anak didik, karena dalam diri anak didik akan muncul perasaan bahwa interaksi dengan pendidik yang sedang di jalani akan berguna bagi dirinya. Hal itu akan terjadi apabila yang menjadi pokok kegiatan dapat menjawab keperluan anak didik dalam perkembangannya.
c) Interaksi pedagogis dalam pembelajaran di sekolah
a. Karakteristik interaksi pedagogis di sekolah
a) Interaksi atas dasar tugas dan peran masing-masing
Disekolah hubungan pribadi itu timbul karena tugas atau peran masing-masing.tugas dan peran murid adalah belajar, sedangkan tugas dan peran guru adalah mengajar. Keduanya merasa bahwa mereka harus bekerja sama dan baru dapat bekerja sama kala keduanya berhubungan
b) Ada tujuan
Dalam interaksi belajar mengajar selalu bertujuan untuk mencapai sesuatu demi kepentingan murid.Tidak ada kegiatan yang tidak bertujuan dalam situasi itu, karena pada dasarnya situasi dan interaksi ini lahir untuk kepentingan murid. Dalam proses belajar mengajar dalam kelas misalnya berdasarkan tujuan kurikuler dan intruksional.
c) Kemauan guru untuk membantu
Dalam interaksi pembelajaran ditandai dengan kemauan guru unruk membantu murid mencapai sesuatu keppandaian atau keterampilan serta sikap tertentu.Kepentingan utama ialah murid.Sebaliknya murid beranggapan bahw guru dapat membantunya dalam hal-hal tertentu di dalam perkembangannya.Karena itu lahir sikap menghargai atau menghormati serta mentaati guru sebagai pernyataan pengakuan murid pada kewibawaan guru.
d) Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang sengaja di rencanakan untuk mencapai suatu tujuan
Dalam suatu interaksi pembelajaran, kita tidak dapat melakukan sesuatu atas kemauan sendiri. Ada suatu urutan kegiatan yang telah ditentukn sesuai dengan ujuan yang akan dicapai. Misalnya kita akan menvapai tujuan intruksional khusus tertentu, maka prosedur yang ditempuh akan lain degan tujuan intruksional lainnya. Misalnya guru ingin agar anak dapat membuat kalimat dengan kata “sewenang-wenang”, maka prosedur interaksi belajar-mengajarnya tidak dengan jalan menyuruh anak-anak membaca dalam hati. Kita akan membuat suatu prosedur yang sesuai dengan tujuan. Untuk menjalankan langkah urutan prosedur guru menggunakan metode dan perlatan. Metode itu harus cocok dengan bahan dan urutannya dan sudah tentu akan menggunakan alat pelajaran atau alat bantu yang tepat. Kalau tidak demikian maka interaksi itu akan terhambat karenanya.
e) Di tandai dengan garapan materi
Materi ini adalah alat untuk mencapai tujuan suatu pelajaran tertentu.Bahan ini sudah disiapkan (dipilih) sebelum interaksi belajar-mengajar berjalan. Misalnya untuk mencapai sasaran anak dapat membuat kalimat dengan kata “sewenang-wenang”, guru akan menggunakan bahan yang cocok dengan itu misalnya dari bahan bacaan tertentu, sesuai dengan tahap perkembangan penguasaan bahasa anak-anak, dengan syarat syarat khusus yang cocok.
f) Interaksi pembelajaran di tandai dengan aktivitas anak
Dengan interaksi maka diharapkan belajar menjadi pengalaman yang intensif.Dalam interaksi itu guru mengambil peranan yang aktif, yakni menerangkan, menyuruh, bertanya, memberi tugas, mendorong, memancing, memberi motivasi, sehingga inteeraksi itu benar-benar ada. Jadi aktifnya murid bukan berarti pasifnya guru, keduanya aktif dan bekerja sama menggarap materi (bahan0 tertentu. Bersama-sama mereka mengolah bahan itu.
g) Guru mengambil peranan membimbing
Membimbing disini dapat berupa menghidupkan interaksi, yaitu menjadi motor dari proses belajar mengajar. Guru menjadi motivator pemberi dorongan), guru juga menjelaskan, dan sebagainya. Guru merupakan tokh utama dalam interaksi, dialah yang memulai, dialah yang memimpin proses, dialah pula yang menghentikan proses. Sungguh penting sekali kedudukannya.Karena itulah maka tugas guru didalam interaksi itu, kita sbut dengan satu kata “membimbing”.
h) Di dalam interaksi pembelajaran ada suatu disiplin
disiplin merupakan suatu pola tingkah laku yang diatur dan ditaati oleh guru dan murid. Dalam hal ini ada suatu prosedur. Jika suatu prosedur telah ditetapkan makasemua pihak yang terkait tidak boleh menyimpang darinya. Jika bahan tertentu telah ditetapkanmaka tidak dapat menggunakan bahan lain pula jika tujuan instruksional telah ditetapkan maka itulah yang harus dikejar.
i) Ada batas waktu
untuk mencapai suatu tujuan instruksional tertentu di dalam sistem berkelas (kelompok murid) batas waktu ini menjadi salah satu ciri. Setiap tujuan diberi waktu tertentu kapan harus dicapai dan sebagainya. Hal itu terpaksa dilakukan mengingat bahwa kelas-kelas kita memang besar-besar.
j) Interaksi belajar mengajar individual
pada interaksi ini anak banyak mendapat kesempatan untuk mengalami berbaai proses belajar, karena guru hanya berhadapan dengan seorang anak , sehingga banyak memberi kesempatan kepadanya keuntungan interaksi ini ialah murid dapat mencapai tujuan pendidikan dengan cepat, karena memang hanya ia sendiri yang menjadi pusat perhatian. Lagi pula penilaian dapat dilakukan lebih mendalam, juga hubungan guru-murid menjadi lebih intensif sehingga keduanya dapat lebih mengenal satu sama lain.
k) Interaksi belajar mengajar berkerkelompok
pada interaksi belajar-mengajar berkelompok, guru dan peralatan dapat dipakai untuk sekelompok murid . segi-segi pendidikan yang membantu mengembangkan segi sosialitas murid disini dapat lebih banyak berkembang karena pergaulan antar murid satu sama lain.
l) Interaksi belajar mengajar dengan tim gurU
membagi tugas antar guru-guru tersebut sesuai dengan bagian-bagian dari bahan yang menjadi pelajaran suatu ketika . guru-guru dibagi tugas sesuai dengan keahliannya dan masing-masing bergiliran melakuakn interaksi. Bahan-bahan pelajaran yang bersifat majemuk seperti kependudukan kadang-kadang dapat diberikan dengan cara ini.
b. Aspek-aspek pendidikan
1) Pendidikan budi pekerti.
Budi pekerti berkaitan dengan watak, akhlak manusia, merupakan aspek yang sangat fundamental dalam kehidupan manusia.Baik sebagai individu ata masyarakat.Pendidikan ini bertujuan agar anak dapat membedakan antara baik dan buruk.
2) Pendidikan kecedasaan
Untuk melatih anak berpikir, ada beberapa hal yang harus di perhatikan oleh guru, yaitu:
• Hindari sifat verbalitas dalam pengajaran
• Sajikan pengajaran dalam bentuk pemecahan masalah
• Dlam pembelajaran hendaknya siswa di hadapkan kepada situasi nyata yang harus di pecahkan.
• Usahakan aktivitas-aktivitas dalam praktik untuk menyelidiki dan menguji kebenaran pengetahuan yang di peroleh oleh buku.
• Latihlah murid untuk membuat suatu laporan.
3) Pendidikan sosial.
Anak harus menyesuaikan diri dalam lingkungan karena dia makluk individu.Untuk kehidupan bersama di perlukan sifat-sifat sabar, ramah, santun dan tolong menolong.Tujuan pendidikan ini agar anak dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan bersama dan ikut ambil bagian secara aktif dalam kehidupan bersama tersebut.
4) Pendidikan kewarganegaraan.
Pendidikan ini bertujuan agar anak menjadi warga yang baik, yang mempunyai dasar nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta sanggup membela dan memperjuangkannya.
5) Pendidikan keindahan (estetika).
Bertujuan agar peserta didik memiliki rasa keharuan terhadap keindahan, memiliki selera keindahan, bukan mendidik anak menjadi seniman.
6) Pendidikan jasmani.
Bertujuan untuk pembentukan watak.Melalui pendidikan jasmani anak di kembangkan sifat-sifat dan tabiat serta watak yang baik.
7) Pendidikan agama
Pendidikan ini di tekankan terhadap kebiasaan, yaitu kebiasaan-kebiasaan untuk melaksanakan ajaran-ajaran agama, contoh: melakukan shalat 5 waktu.
8) Pendidikan kesejahteraan keluarga.
Bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan dan penghidupan keluarga untuk mencapai terwujudnya kelarga sejahtera secara utuh.
Referensi:
Sadulloh, U. (2017). Pedagogik Ilmu Mendidik. Bandung: Alfabeta.
1. Pengertian pendidik
Pendidik adalah orang dewasa yang secara kodrati atau karena tugasnya bertugas untuk membimbing anak agar bisa menuju kedewasaan.Seorang pendidik harus bisa memberikan gambaran kedewasaan yang senantiasa dibayangkan oleh anak didik kepada pendidiknya.Dalam pergaulan pendidik dan anak didik oleh Langeveld disebut situasi pendidikan.Orang dewasa merupakan manusia yang sudah mandiri, tidak tergantung pada orang lain, baik secara psikologis maupun moralnya, memiliki kestabilan diri, dan berani bertanggung jawab atas setiap perbuatannya. Ngalim Purwanto (2004) memberikan perbandingan sebagai berikut:
No Kekanakan Kedewasaan
1 Mencari bentuk Menampakkan diri sebagai bentuk
2 Tak mempunyai ketetapan Beranggapan memiliki ketetapan
3 Tak ada kemerdekaan Merdeka
4 Mudah berubah Tetap, stabil
5 Lemah Kuat
6 Memerlukan bantuan Membantu
7 Sangat mudah terpengaruh Tidak tergantung kepada orang lain
Anak didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan, yaitu lingkungan keluarga yang bertanggung jawabnya adalah orang tua, kemudian lingkungan sekolah yang bertanggung jawab adalah guru dan lingkungan masyarakat yang bertanggung jawab adalah orang-orang yang terkait dengan dunia pendidikan.
“Tiap-tiap pergaulan antara orang dewasa (orang tua, guru dan sebagainya) dengan anak merupakan lapangan atau suatu tempat dimana perbuatan mendidik berlangsung.” Langeveld (1980)
2. Jenis-jenis pendidik
Pendidik pertama adalah pendidik yang disebabkan kewajaran tanggung jawab untuk membimbing anak, yaitu orang tua. Sedangkan pendidik kedua adalah pendidik yang yang memperoleh tugas dan sebagai suatu profesi yang karena jabatannya ia harus mendidik anak, misalnya guru di sekolah, pembimbing dilembaga pemeliharaan anak yatim piatu dan sebagainya.
a. Orang tua, membantu berkembangnya pertumbuhan anak didik, maka hal itulah yang disebut mendidik.Orang tua terutama ayah, ibu atau orang tua angkat anak didik sangat berperan penting untuk perkembangan anak didik dalam segi kemanusiaan, hati nurani, dan moralnya.
Kita dapat memastikan, bahwa komitmen orangtua terhadap norma-norma islam dan hukum-hukumnya pada kehidupan mereka, menyediakan lahan yang sesuai bagi kemaslahatan dan kebahagiaan anak, agar ia dapat tumbuh dengan akhlak yang mulia dan diridhai. Perkara itu dapat menjadi sebaliknya, seandainya orang tua mengabaikna komitmen mereka terhadap hukum-hukum islam dan ajarannya. (Husain Mazhahiri, 2002:xv)
b. Guru, peran guru di sekolah ialah sebagai seorang pengajar dan pendidik. Seorang guru juga harus orang yang sudah memiliki syarat khusus seperti sudah memiliki bekal ilmu kependidikan dan disertai seperangkat latihan keterampilan keguruan agar seorang guru dapat mempersonalisasikan beberapa sikap keguruan dan kependidikan yang diperlukan, sehingga ia dapat mendidik dan mnegajar anak dengan baik. Untuk menjadi seorang pendidik, ada beberapa hal yang harus dimiliki seorang guru:
1) Guru harus sudah memiliki kedewasaan.
2) Guru harus mempu menjadikan dirinya sebagai teladan.
3) Guru harus mampu menghayati kehidupan anak, serta bersedia membantunya.
4) Guru harus mengikuti keadaan kejiwaan dan perkembangan anak didik.
5) Guru harus mengenal masing-masing anak sebagai pribadi.
6) Guru harus menjadi seorang pribadi.
3. Ciri-ciri pendidik, seorang pendidik memiliki ciri utama adalah adanya kewibawaan yang terpancar dari dirinya terhadap peserta didik.
a. Mengenal anak didik merupakn ciri kedua.Seorang pendidik harus mengenal anak didik secara khusus agar pendidikannya dapat sesuai dengan anka secara perorangan, hal tersebut dapat dipelajari dari psikologi perkembangan.
b. Membantu anak didik, namun sesuai dengan apa yang diharapkan anak didiknya. Pendidik tidak boleh memaksakan kehendak karena harus ingat pada keinginan anak didiknya.
4. Syarat-syarat pendidik
Edi Suardi (1984) mengungkapkan bahwa seorang pendidik harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:
a. Seorang pendidik harus mengetahui tujuan pendidikan.di Indonesia yaitu tujuan pendidikan nasional atau cita-cita nasional tentang manusia Indonesia.
b. Seorang pendidik harus mengenal anak didiknya.
c. Seorang pendidik harus tau prinsip dan penggunaan alat pendidikan.
d. Seorang pendidik harus mempunyai sikap bersedia membantu anak didik, yaitu pendidik dituntut untuk menghendaki pengetahuan dan kesabaran dalam melaksanakan tugasnya.
e. Seorang pendidik harus dapat beridentifikasi (menyatupadukan) dengan anak didiknya.
B. Anak Didik
1. Pengertian anak didik
Secara etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapat pengajaran ilmu. Secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta sebagai bagian dari struktural proses pendidikan. Dengan kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran.
Dilihat dari segi kedudukannya, anak didik adalah makhluk yang sedang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. Mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.
Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. (UU No. 20 Tahun 2003 SISIDIKNAS, pasal 1 ayat 4)
Dalm pandangan yang lebih modern, anak didik tidak hanya dianggap sebagai obyek atau sasaran pendidikan sebagaimana disebutkan diatas, melainkan juga harus diperlakukan sebagai subyek pendidikan.hal ini antara lain dilakukan denagn cara melibatkan mereka dalam memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar.
Dalam Bahasa Arab dikenal tiga istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan pada anak didik kita.Tiga istilah tersebut adalah murid yang secara harfiah berarti orang yang menginginkan atau membutuhkan sesuatu; tilmidz (jamaknya) talamidz yang berarti murid, dan thalib al-ilm yang menuntut ilmu, pelajar atau mahasiswa.Ketiga istilah tersebut seluruhnya mengacu pada seseorang yang tengah menempuh pendidikan.Perbedaannya terletak pada penggunaannya.
Anak didik dalam pendidikan Islam adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik maupun psikologis untuk mencapai tujuan pendidikannya melalui lembaga pendidikan.
Definisi tersebut memberi arti bahwa anak didik merupakan anak yang belum dewasa yang memerlukan orang lain untuk menjadi dewasa. Anak kandung adalah anak didik dalam keluarga, murid adalah anak didik di sekolah, anak penduduk adalah anak didik masyarakat sekitarnya, dan anak agama adalah anak didik rohaniawan agama.
2. Ciri-ciri anak didik
Anak didik dapat dicirikan sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan, dan pengarahan.
Secara garis besar mereka dapat dilihat ciri-cirinya sebagai peserta didik, sehingga kita tahu bahwa ia termasuk peserta didik. Ciri-ciri tersebut adalah:
1. Kelemahan dan ketakberdayaannya
Kelemahan yang ada pada anak manusia adalah jasmani dan rohaninya, buktinya untuk bergerak saja ia minta bantua dari orang lain. Sedangkan ketakberdayaannya tersebut dikarenakan kemampuan atau potensi dirinya belum berkembang. Secara rohani ia lemah karena belum dapat menilai, mana yang merugikan, membahayakan atau menguntungkan dirinya.
Kelemahan dan ketakberdayaannya ini dapat dikatakan selesai apabila peserta didik itu sendiri yang menyatakan selesai. Apabila ia masih memerlukan pendidikan dalam segala hal, maka ia dikatakan masih lemah dan tak berdaya. Sehingga ia masih disebut sebagai anak didik.
2. Berkemauan keras untuk berkembang
Karena anak manusia tadi dibekali potensi untuk berkembang, maka secara kodrati ia ingin belajar. Potensi untuk belajar itulah yang mempengaruhi proses pendidikan, sehingga peserta didik tetap membutuhkan pendidik. Potensi ayng ada tadi selalu diikuti adanya daya vitalitas sehingga ia senantiasa selalu bertindak untuk maju dan berkembang.
3. Ingin menjadi diri sendiri
Diri sendiri diartikan bahwa peserta didik ingin diakui keberadaannya sebagaimana adanya pribadi itu, sehingga dalam pergaulan hidup ia ingin berpribadi yang teguh seperti halnya orang lain.
Syamsul Nizar mendiskripsikan enam kriteria peserta didik, yaitu :
1. Anak didik bukan miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri, sehingga metode belajar-mengajar tidak boleh disamakan dengan orang dewasa.
2. Anak didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dan mempunyai pola perkembangan serta tempo dan iramanya. Implikasi dalam pendidikan adalah bagaimana proses pendidikan itu dapat disesuaikan denagn pola dan tempo, serta irama perkembangan anak didik.
3. Anak didik memiliki kebutuhan dan menuntut untuk memenuhi kebutuhan itu semaksimal mungkin.
4. Anak didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu yang lain, baik perbedaan yang disebabkan dari faktor endogen (firah) maupun eksogen (lingkungan) yang meliputi segi jasmani, inteligensi, sosial, bakat, minat, dan lingkungan yang mempengaruhinya.
5. Anak didik dipandang sebagai kesatuan sistem manusia.Sesuai dengan hakikat manusia, maka pribadi anak didik walaupun terdiri dari banyak segi, merupakan satu kesatuan jiwa-raga.
6. Anak didik merupakan obyek pendidikan yang aktif dan kreatif serta produktif.Setiap anak memiliki aktivitas sendiri dan kreativitas sendiri (daya cipta), sehingga dalam pendidikan tidak memandang anak sebagai objek pasif yang biasanya hanya menerima, mendengarkan saja.
Anak didik merupakan individu yang akan dipenuhi kebutuhan imu pengetahuan, sikap dan tingkah lakunya, sedangkan pendidik adalah individu yang akan memenuhi kebuTuhan tadi. Akan tetapi, dalam proses kehidupan dan pendidikan secara umum, batas antara keduanya sulit ditentukan, karena adanya saling mengisi dan saling membantu, saling meniru dan ditiru, saling memberi dan menerima informasi yang dihasilkan, akibat dari komunikasi yang dimulai dari kepekaan indra, pikiran, daya aspersepsi, dan ketrampilan untyk melakukan sesuatu yang mendorong internalisasi dan individualisasi pada diri individu sendiri.
Bahkan Batllemdan Robert L. Shannon menyatakan bahwa keberhasilan pendidik dalam proses pendidikan adalah apabila ia telah mencapai hasil yang paling tinggi yaitu anak didiknya telah menjadi guru mereka sendiri ayng terbaik, yang dengan sadar membuat kondisi untuk mengubah tingkah laku mereka ke arah tujuan mereka sendiri.
3. Perkembangan anak didik
Perkembangan diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis.
Menurut Kartini Kartono perkembangan didefinisikan sebagai perubahan-perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikid dan fisik pada anak.
J.P Chaplin dalam Dictionary-nya mengatakan perkembangan adalah tahap - tahap perubahan yang progresif dan terjadi dalam rentang waktu kehidupan manusia dan organisme lainnya, tanpa membedakan aspek -aspek yang terdapat dalam organismenya.
Sebagai seorang guru, sangat perlu memahami perkembangan peserta didik.Perkembangan peserta didik tersebut meliputi: perkembangan fisik, perkembangan sosioemosional, dan bermuara pada perkembangan intelektual.Perkembangan fisik dan perkembangan sosio sosial mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual atau perkembangan mental atau perkembangan kognitif siswa.
Perkembangan peserta didik adalah bagian dari pengkajian dan penerapan psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajarai aspek-aspek perkembangan individu yang berada pada tahap usia sekolah dan sekolah menengah. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang.
1. Perkembangan Fisik Peserta Didik
Anak masuk kelas satu SD atau MI berada dalam periode peralihan dari pertumbuhan cepat masa anak anak awal ke suatu fase perkembangan yang lebih lambat. Ukuran tubuh anak relatif kecil perubahannya selama tahun tahun di SD. Pada usia 9 tahun tinggi dan berat badan anak laki laki dan perempuan kurang lebih sama. Sebelum usia 9 tahun anak perempuan relatif sedikit lebih pendek dan lebih langsing dari anak laki laki.
Perkembangan fisik selama remaja dimulai dari masa pubertas.Pada masa ini terjadi perubahan fisiologis yang mengubah manusia yang belum mampu bereproduksi menjadi mampu bereproduksi.Hampir setiap organ atau sistem tubuh dipengaruhi oleh perubahan perubahan ini.Anak pubertas awal (prepubertal) dan remaja pubertas akhir (postpubertal) berbeda dalam tampakan luar karena perubahan perubahan dalam tinggi proporsi badan serta perkembangan ciri ciri seks primer dan sekunder.
Meskipun urutan kejadian pubertas itu umumnya sama untuk tiap orang, waktu terjadinya dan kecepatan berlangsungnya kejadian itu bervariasi. Rata rata anak perempuan memulai perubahan pubertas 1,5 hingga 2 tahun lebih cepat dari anak laki laki. Kecepatan perubahan itu juga bervariasi, ada yang perlu waktu 1,5 hingga 2 tahun untuk mencapai kematangan reproduksi, tetapi ada yang memerlukan waktu 6 tahun. Dengan adanya perbedaan perbedaan ini ada anak yang telah matang sebelum anak matang yang sama usianya mulai mengalami pubertas.
2. Perkembangan Sosio emosional Peserta Didik
Menjelang masuk SD, anak telah rnengembangkan keterampilan berpikir bertindak dan pengaruh sosial yang lebih kompleks. Sampai dengan masa ini, anak pada dasarnya egosentris (berpusat pada diri sendiri), dan dunia mereka adalah rumah keluarga, dan taman kanak kanaknya.
Salah satu tanda mulai munculnya perkembangan identitas remaja adalah reflektivitas yaitu kecenderungan untuk berpikir tentang apa yang sedang berkecamuk dalam benak mereka sendiri dan mengkaji diri sendiri. Mereka juga mulai menyadari bahwa ada perbedaan antara apa yang mereka pikirkan dan mereka rasakan serta bagaimana mereka berperilaku.
4. Anak didik sebagai individu
Istilah individu berasal dari kata individera berarti satu kesatuan organisme yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau tidak dapat dipisahkan.Individu merupakan kata benda dari individual yang berarti orang atau perseorangan (Echols, 1975:519).
Setiap individu dikatakan sebagai peserta didik apabila ia telah memasuki usia sekolah. Usia 4 sampai 6 tahun di taman kanak-kanak. Usia 6 atau 7 tahun di sekolah dasar. Usia 13 sampai 16 di sekolah menengah pertama dan usia 16 sampai 19 tahun di sekolah menengah atas. Jadi peserta didik adalah anak, individu yang tergolong dan tercatat sebagai siswa di dalam satuan pendidikan.
Karakteristik Individu sebagai Peserta didik
– Setiap individu memiliki ciri,sifat bawaan (heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan disekitarnya.
– Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan faktor biologis cenderung lebih bersifat tetap (ajeg),sedangkan karakteristik yang berkaitan dengan faktor psikologis lebih mudah berubah karena dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan.
– Pada hakikatnya manusia merupakan pribadi yang utuh,khas,dan memiliki sifat-sifat sebagai mahluk individu.Kebutuhan pribadi manusia meliputi kebutuhan fisik dan kebutuhan sosiopsikologis.
C. Interaksi Pedagogis antara Pendidik dengan Anak Didik
Interaksi pedagogis merupakan pergaulan pendidikan, yang mengarah kepada tujuan pendidikan.Interaksi pedagogis merupakan suatu pergaulan antara anak dengan orang dewasa untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu manusia mandiri, manusia dewasa.
Jadi interaksi pedagogis merupakan pergaulan pendidikan, yang mengarah kepada tujuan pendidikan.Kalau suatu pergaulan tidak mengarah kepada tujuan, hal tersebut hanya merupakan hal biasa.
a) Pendidik berarti berkomunikasi
Berkomunikasi berarti berhubungan timbal balik, seolah bercakap-cakap antara kedua belah pihak, bukan sekedar bercerita.Dalam berkomunikasi, anak harus di beri kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya sendiri, mencoba kemampuannya sendiri.
a. Menyediakan situasi yang baik
Merupakan suatu upaya yang harus di lakukan pendidik.Anak yang bergaul dengan yang tidak baik berkecendungan menjadi tidak baik, begitupun sebaliknya.Menyediakan situasi yang baik bukan saja mengenai dunia mati, lingkungan alam dan kebendaan, namun menyediakan lingkungan yang baik berarti pula memberikan suasana pergaulan yang baik
b. Mengikuti irama anak
Setiap anak berkembang dalam suatu cara yang berbeda, dalam cara tersendiri ada anak yang mengalami tempo perkembangan cepat ada pula yang lambat.Membantu untuk berkembang merupakan kewajiban pendidikan.
b) Syarat interaksi pedagogis
a. Rasa tenang pada anak didik
Suatu interaksi pedagogis hanya mungkin terjadi kalau hanya pada anak didik ada suatu perasaan bahwa ia dapat berkembang dengan tenang yang memunculkan rasa aman pada diri anak.
b. Hadirnya kewibawaan
Kewibawaan pendidik akan hadir jika si anak merasa yakin akan didikan pendidik itu sendiri dan si anak merasa yakin bahwa ia akan berkembang dengan didikan si pendidik itu sendiri.
c. Kesediaan pendidik mendidik anak didik
Interaksi pedagogis akan terjadi apabila dari pihak pendidik ada kesediaan untuk mendidik peserta didik. Syarat ini mutlak di penuhi oleh pendidik agar terciptanya situasi interaksi pedagogis.
d. Perhatikan minat anak
Pendidik harus memperhatikan minat anak didik, karena dalam diri anak didik akan muncul perasaan bahwa interaksi dengan pendidik yang sedang di jalani akan berguna bagi dirinya. Hal itu akan terjadi apabila yang menjadi pokok kegiatan dapat menjawab keperluan anak didik dalam perkembangannya.
c) Interaksi pedagogis dalam pembelajaran di sekolah
a. Karakteristik interaksi pedagogis di sekolah
a) Interaksi atas dasar tugas dan peran masing-masing
Disekolah hubungan pribadi itu timbul karena tugas atau peran masing-masing.tugas dan peran murid adalah belajar, sedangkan tugas dan peran guru adalah mengajar. Keduanya merasa bahwa mereka harus bekerja sama dan baru dapat bekerja sama kala keduanya berhubungan
b) Ada tujuan
Dalam interaksi belajar mengajar selalu bertujuan untuk mencapai sesuatu demi kepentingan murid.Tidak ada kegiatan yang tidak bertujuan dalam situasi itu, karena pada dasarnya situasi dan interaksi ini lahir untuk kepentingan murid. Dalam proses belajar mengajar dalam kelas misalnya berdasarkan tujuan kurikuler dan intruksional.
c) Kemauan guru untuk membantu
Dalam interaksi pembelajaran ditandai dengan kemauan guru unruk membantu murid mencapai sesuatu keppandaian atau keterampilan serta sikap tertentu.Kepentingan utama ialah murid.Sebaliknya murid beranggapan bahw guru dapat membantunya dalam hal-hal tertentu di dalam perkembangannya.Karena itu lahir sikap menghargai atau menghormati serta mentaati guru sebagai pernyataan pengakuan murid pada kewibawaan guru.
d) Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang sengaja di rencanakan untuk mencapai suatu tujuan
Dalam suatu interaksi pembelajaran, kita tidak dapat melakukan sesuatu atas kemauan sendiri. Ada suatu urutan kegiatan yang telah ditentukn sesuai dengan ujuan yang akan dicapai. Misalnya kita akan menvapai tujuan intruksional khusus tertentu, maka prosedur yang ditempuh akan lain degan tujuan intruksional lainnya. Misalnya guru ingin agar anak dapat membuat kalimat dengan kata “sewenang-wenang”, maka prosedur interaksi belajar-mengajarnya tidak dengan jalan menyuruh anak-anak membaca dalam hati. Kita akan membuat suatu prosedur yang sesuai dengan tujuan. Untuk menjalankan langkah urutan prosedur guru menggunakan metode dan perlatan. Metode itu harus cocok dengan bahan dan urutannya dan sudah tentu akan menggunakan alat pelajaran atau alat bantu yang tepat. Kalau tidak demikian maka interaksi itu akan terhambat karenanya.
e) Di tandai dengan garapan materi
Materi ini adalah alat untuk mencapai tujuan suatu pelajaran tertentu.Bahan ini sudah disiapkan (dipilih) sebelum interaksi belajar-mengajar berjalan. Misalnya untuk mencapai sasaran anak dapat membuat kalimat dengan kata “sewenang-wenang”, guru akan menggunakan bahan yang cocok dengan itu misalnya dari bahan bacaan tertentu, sesuai dengan tahap perkembangan penguasaan bahasa anak-anak, dengan syarat syarat khusus yang cocok.
f) Interaksi pembelajaran di tandai dengan aktivitas anak
Dengan interaksi maka diharapkan belajar menjadi pengalaman yang intensif.Dalam interaksi itu guru mengambil peranan yang aktif, yakni menerangkan, menyuruh, bertanya, memberi tugas, mendorong, memancing, memberi motivasi, sehingga inteeraksi itu benar-benar ada. Jadi aktifnya murid bukan berarti pasifnya guru, keduanya aktif dan bekerja sama menggarap materi (bahan0 tertentu. Bersama-sama mereka mengolah bahan itu.
g) Guru mengambil peranan membimbing
Membimbing disini dapat berupa menghidupkan interaksi, yaitu menjadi motor dari proses belajar mengajar. Guru menjadi motivator pemberi dorongan), guru juga menjelaskan, dan sebagainya. Guru merupakan tokh utama dalam interaksi, dialah yang memulai, dialah yang memimpin proses, dialah pula yang menghentikan proses. Sungguh penting sekali kedudukannya.Karena itulah maka tugas guru didalam interaksi itu, kita sbut dengan satu kata “membimbing”.
h) Di dalam interaksi pembelajaran ada suatu disiplin
disiplin merupakan suatu pola tingkah laku yang diatur dan ditaati oleh guru dan murid. Dalam hal ini ada suatu prosedur. Jika suatu prosedur telah ditetapkan makasemua pihak yang terkait tidak boleh menyimpang darinya. Jika bahan tertentu telah ditetapkanmaka tidak dapat menggunakan bahan lain pula jika tujuan instruksional telah ditetapkan maka itulah yang harus dikejar.
i) Ada batas waktu
untuk mencapai suatu tujuan instruksional tertentu di dalam sistem berkelas (kelompok murid) batas waktu ini menjadi salah satu ciri. Setiap tujuan diberi waktu tertentu kapan harus dicapai dan sebagainya. Hal itu terpaksa dilakukan mengingat bahwa kelas-kelas kita memang besar-besar.
j) Interaksi belajar mengajar individual
pada interaksi ini anak banyak mendapat kesempatan untuk mengalami berbaai proses belajar, karena guru hanya berhadapan dengan seorang anak , sehingga banyak memberi kesempatan kepadanya keuntungan interaksi ini ialah murid dapat mencapai tujuan pendidikan dengan cepat, karena memang hanya ia sendiri yang menjadi pusat perhatian. Lagi pula penilaian dapat dilakukan lebih mendalam, juga hubungan guru-murid menjadi lebih intensif sehingga keduanya dapat lebih mengenal satu sama lain.
k) Interaksi belajar mengajar berkerkelompok
pada interaksi belajar-mengajar berkelompok, guru dan peralatan dapat dipakai untuk sekelompok murid . segi-segi pendidikan yang membantu mengembangkan segi sosialitas murid disini dapat lebih banyak berkembang karena pergaulan antar murid satu sama lain.
l) Interaksi belajar mengajar dengan tim gurU
membagi tugas antar guru-guru tersebut sesuai dengan bagian-bagian dari bahan yang menjadi pelajaran suatu ketika . guru-guru dibagi tugas sesuai dengan keahliannya dan masing-masing bergiliran melakuakn interaksi. Bahan-bahan pelajaran yang bersifat majemuk seperti kependudukan kadang-kadang dapat diberikan dengan cara ini.
b. Aspek-aspek pendidikan
1) Pendidikan budi pekerti.
Budi pekerti berkaitan dengan watak, akhlak manusia, merupakan aspek yang sangat fundamental dalam kehidupan manusia.Baik sebagai individu ata masyarakat.Pendidikan ini bertujuan agar anak dapat membedakan antara baik dan buruk.
2) Pendidikan kecedasaan
Untuk melatih anak berpikir, ada beberapa hal yang harus di perhatikan oleh guru, yaitu:
• Hindari sifat verbalitas dalam pengajaran
• Sajikan pengajaran dalam bentuk pemecahan masalah
• Dlam pembelajaran hendaknya siswa di hadapkan kepada situasi nyata yang harus di pecahkan.
• Usahakan aktivitas-aktivitas dalam praktik untuk menyelidiki dan menguji kebenaran pengetahuan yang di peroleh oleh buku.
• Latihlah murid untuk membuat suatu laporan.
3) Pendidikan sosial.
Anak harus menyesuaikan diri dalam lingkungan karena dia makluk individu.Untuk kehidupan bersama di perlukan sifat-sifat sabar, ramah, santun dan tolong menolong.Tujuan pendidikan ini agar anak dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan bersama dan ikut ambil bagian secara aktif dalam kehidupan bersama tersebut.
4) Pendidikan kewarganegaraan.
Pendidikan ini bertujuan agar anak menjadi warga yang baik, yang mempunyai dasar nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta sanggup membela dan memperjuangkannya.
5) Pendidikan keindahan (estetika).
Bertujuan agar peserta didik memiliki rasa keharuan terhadap keindahan, memiliki selera keindahan, bukan mendidik anak menjadi seniman.
6) Pendidikan jasmani.
Bertujuan untuk pembentukan watak.Melalui pendidikan jasmani anak di kembangkan sifat-sifat dan tabiat serta watak yang baik.
7) Pendidikan agama
Pendidikan ini di tekankan terhadap kebiasaan, yaitu kebiasaan-kebiasaan untuk melaksanakan ajaran-ajaran agama, contoh: melakukan shalat 5 waktu.
8) Pendidikan kesejahteraan keluarga.
Bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan dan penghidupan keluarga untuk mencapai terwujudnya kelarga sejahtera secara utuh.
Referensi:
Sadulloh, U. (2017). Pedagogik Ilmu Mendidik. Bandung: Alfabeta.
Leave a Comment