Perkembangan Budaya


Manusia hidup dan berkembang di permukaan bumi karena manusia sebagai makhluk memilki akal. Sehingga memelalui akalnya maka manusia beradaptasi dan mengolah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Melalui akalnya manusia memilki hasil karya senantiasa berkembang mengikuti perkembanan kehidupan manusia itu sendiri disebut debagai kebudayaan.
    Budaya berasal dari bahsa sanskerta yaitu “buddhayah” atau “budhi” berarti akal. Kebudayaan dapat dirtikan sebagai hal-hal yang berkaitann dengan akal. Saat ini para ahli sepakat mengartian kebudayaan, sebagai sistem gagasan menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku baik secara individu maupun kelompok.
Adapun perkembangan dan perubahan kebudayaan senatiasa terjadi. sehingga, tidak ada kebudayaan tidak mengalammi penyebaran dari suatu masyarat/bangsa ke masyarakat/bangsa lain dari suatu tmepat yang berbeda sebagai hasil dari interaksi yang mereka lakukan, dalamm rangka memenuhi kebutuhan hidup yang tida dapat terpenuhi di daerahnnya sendiri. Perubahan dalam kebudayaann mencakup semua bagian yang menjadi unsur-unsurnya, yaitu: bahasa, pengetahuan, organisasi social, peralatan hidup dan teknologi, mata pencaharian hidup, religi dan kesenian. Tiap-tiap unsur kebudayaan universal itu menjelma dalam ketiga wujud kebudayan, yakni gagasan (kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya), aktivitas (sistem sosial) dan artefak (benda-benda).
    Masyarakat Indonesia sejak zaman dulu sudah menjalani hubungan dengan bangsa-bangsa lain melalui aktivits perdagangan. Dengan interaksi perdagangan tersebut masuk pula berbagai pengaruh, salah satunya pengaruh Hindu-Budha. Penngaruh-pengaruh tersebut telah menyebabkkan terjadinyay peruubahan pada masyarakat Indonesia.
Berbicara mengenai kebudayaan Hindu dan Budha, maka pandangan kita tidak terlepas pada peradaban lembah Sungai Indus, India. Wilayah ini sudah sejak dulu telah menjadi tempat lahirnya peradaban. Sekitar tahun 2000 tahun SM, di wilayah India mylai berkembang budaya dan agama Budha. kebudayaan masyarakat India terus mengalami perkembanngan dan kemajuan, terutama dalam bidang kesenian, sseperti seni pahat dan seni patung. Kuil-kuil yang megah dari indah dibangun pada kota-kota penting di India. Kesusastraan mengalami masa-masa yang cukup gemilang baik dalam kesusatraan Hindu maupun Budha. Diantarannya diihasilkan beberapa itab yang memilki nilai sastra tinggi yang terenal, seperti kita Mahabharata dan Ramayan. Dari India inilah kemudian kebudayaan Hindu dan Budha menyebar berbagai tempat.
1.    Proses masuk, pengaruh dan berkembanganya kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia
Pada mada pra sjarah kebudayaanbangsa Indonesia masih menujnjukan keaskianny dan masih belu mengenal tulisa. Dalam masa itu pengaruh kebudayaan luar belum dikenal. Baru pada pertama masehi, mulai terjadi peretemuan antar kebudayaan asli Indonesia dengan kebudayaan luar, yaitu kebudayaan Hidup datang dari India. Masuknya pengaruh kebudayaan Hindu itu telah menandai berakhirnya jaman prasejarah dan mulai membawa bangsa Indonesia ke dalam jaman sejarah. Menurut sebagaian para ahli sejarah, kebudyaan India datang ke Indonesia dibawa oleh para pedagang India. Mereka sejak awal masehi telah mengadakan hubngan degang dengan bangsa Indonesia.
    Masuknya penngaruh India melalui agama Hindu ke Indonesia dapat ditelusuri dengan ditemuannya batu-batu tertulis di Kutai (Kalimantan Tomur) dan Jawa Barat, yang tertulis menggunakan huruf Pallawa. Hururf Pallawa merupakan huruf yang biasa digunakan di India Selatan anatar abad ke-3 sampai ke-7. Bahasa yang digunakan dalam batu tertulis adalah bahasa sanskerta bahasa resmi di India. Batu tertulis atau prasasti dimaksud untuk memuji kebesaran raja yang memerintah pada saat itu.
Batu  teertllis di Kutai dan Di Bogor merupakan batu tertua ini membuktikan bahwa pengaruh kebudayaan luar yang pertama masehi samapi kira-kira tahun 1500 Masehi dengan lenyapnya kerajaan Majapahit.
    Munculnya pengaruh Hindu-Budha di Indonesia sangat besar dan dapat dilihat melalui beberapa hal berikut
a.    Seni Bangunan
Seni Bangunan yang menjadi bukti berkembangnya pengaruh Hindu-Budha di Indonesia pada bangunan candi. Candi Hindu maupun Budha di Indonesia pada dasarnya merupakan perwujudan akultuurasi budata bangsa Indonesia dengan bbudaya India. Dasar bangunan candi merupakn hasil pembangunan bangsa Indonesia dari zaman megalitikum, yaitu bangunan punden berundak-undak. Punden berundak-undak itu mendapat mengaruhi Hindu-Budha, sehingga menjadi wujud sebuah candi, seperti  candi Borobudur.
b.    Seni Rupa/ Seni Lukis
unsur seni rupa/senilukis India telah masuk ke Indonesia yang dibuktikan dengan ditemukannya patung Budha berlaggam Gandara di India Kota Bangun. Kutai dan patung Budha berlagam Amrawati di Sikending, Sulawesi Selatan. Pada candi Borobudur, terdapat seni rupa India berupa relief-relief cerita Sanga Budha Gautama. Relief ini umumnya menggambarkan suasana alam Indonesia, terlihat dengan adanya lukisan rumah panggung dan hiasan burung merpai. Juga terdapat hiasan perahu bercadik. Lukisan-likisan tersebut merupakan hasil asli Indonesia, karena hal ini tidak pernah ditemukan pada candi-candi yang terdapat di India. Juga relief candi Prambanan memuat cerita Ramayana.
c.    Seni Sastra
Seni Sastra India turut memberi corak dalam seni sastra Indonesia Bahsa Sanskerta besar pengaruhnya terhadap perkmbangan sastra Indonesia. Prasasti-prasati awal menunjukan pengaruh Hindu-Budha di Indonesia, seperti yang ditemukan di Kalimatan Timu, sriwijaya, Jawa Barat, Jawa Tengah. Prasasti tersebut ditulis dalam bahsa Sanserta dan huruf Palllawa. Dalam perkembangan bahsa Indonesia dewasa ini, pengaruh bahsa Sanskerta cukup dominan terutama dalam istlah-istilah pemerintahan juga kitab-kitab kuno di Indonesia.
d.    Kalender
Diadopsi sistem peninggalan atau kalender India di Indonesia merupakanwujud dari akulturasi, yaitu terlihat dengan adanya pengguanaa tahhun Saka. Di samping itu juga ditemukaan Candra Sangkala ataukronogram dalam usaha memperingati peristiwa dengan tahuun atau kalender Saka. Candra Sangkala adalah angka huruf berupa susunan kalimat atau gamabaran kata. Bila berupa gambaran harus dapat diartikan ke dalam bentu kalimat.
Contoh : tahun Candra sangkala “Sirna Ilang Kertaning Bumi”
Sima        = Hilang berarti angka 0
Ilang        = Hilang berarti angka 0
Kertaning        = berarti 4
Bumi        = berarti 1
Maka “Sirna Ilang Kertaning Bumi” sama dengan 1400 (tahun Saka) dan sama dengan tahun 1478 Masehi.
e.    Kepercayaan dan Filsafat
Sebelumm masuknya pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia, bangsa Indonesia telah mengenal dan memilki kepercayaan yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang. Kepercayaan itu bersifat anmisme dan dinamisne. Kemudian, masuknya pengaruh Hindu-Budha telah mengakibatkan terjadinya akulturasi, terutam darisegi pemujaan terhhadap roh nenek moyang dan pemujaan dewa-dewa alam
Tradisi Hindu-Budha mengalami pperkambnagan yang cukup pesat di wilayah Indonesia dan berpengaruh pada segala sektor kehidupan masyarakatnya, antara lain pada sektor-ektor berikut :
a.    Pemerintahan
Sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha e Iindonesia, bangsa Indonesia telah mengenal sistem pemerintahan dari seorang kepala suku. Sistem pemerintahan seorang epala suku berlangsung secara demokratis, diamana salah seorang kepala suku merupakan pemimpin yang dpilih  dari kelompok suunya, karena dianggap memilki kelebihan dari anggota kelompok suku lainnya. Akan tetapi, setelah masuknya pengaruh Hindu-Budha, tata pemenrinahan disesuaikan dengan sistem pemerintah yang berkembang di India. Diamana seoranng kepala pemerintahanbuan lagi seorang kepala sukku, melainkan seorang raja yang memerintah wilayah kerahaan turun-temurun. Shingga pemimpin tidak lagi didasarkan pada kemampuan melainkan oleh keturunan.
b.    Sosial
Dalam bidang social terjadi perubahan-perubahan dalam tata kehidupan social masyarakat.perubahan itu terjadi sebagai akibat diperkenalkannya sistem kasta dalam masyarakat. Kasta-kasta itu diantaranya kasta brahma (kasta yang berhubungan dengan masalah-masalg keagamaan), kasta waisya (kasta yang beruruusang dengan masalah-masalah  berhubungan dengan kaum pedagang), kasta sudra (kasrta yang berhubungan dengan orang0-orang buangan atau tawanan perang).
c.    Ekonomi
Dalam bidang ekonomi tidak terlalu besar pengaruhnya pada masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan masyeaat Indonesia telah mengenal pelayaran dan  perdangan jauh sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha.
d.    Kebudayaan
Pengaruh kebudayaan Hindu-Budha terlihat dari hasil-hasil kebudayaan sperti candi,seni sastra, cerita-cerita epos (epos Mahabrata dan Ramaya). Sedang pengaruh lainnya berupa sisitemmm tulisan. Karena itu, memperkenalkan sistem tulisan bagi masyaraat Indonesia.
e.    Pendidikan
Pada awalnya pengaruh Hindu-Budha msuk ke Indonesia melalui hubungan perdangan. Dalam hubungan dangang tersbut siiuti oleh para pendeta yang menyebabkan agama dan mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan kepda masyakaraat Indonesia sendiri ikut memegang peranan daam masuknya penngaruh Hindu-Budha ke Indonesia. Masyarakat Indonesia yang telah merasa cukup pengetahuan yang diperoleh dari hasil pendidikan yang dilakkukan para pendeta tersebut, kemudain banya diantara mereka yang pergi ke tempat asalgurunya unutk melakukan ziarah atau menambah ilmu pengetahuannya.
f.    Teknologi
Sebelum pengaruh Hindu-Budda di Indonesia, masyaraatnya telah memilki pengetahuan dan teknologgi yang tinggi, baik dimuulai dair zaman batu maupun zaman logam. Namun, setelah masuknya kebudayaan Hindu-Budha, pengetahun dan teknologi yang dimilki bangsa Indonesia semakin berkembang. Hal ini mengaibatkan terjadinya perpaduan pengetahuan dan teknologi dari India dengan masyarakat Indonesisa. Perpaduan ini terlihat jelas dalam pembanguna candi Borobudur dan penulisan-penulisan pada prasasti-prasasti yang memerlukan keahlian dan teknik penulisan yang tingggi.
2.    Kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha
Kerajaan-kerajaan tersebut antara lain Kutai, Tarmanagara, Kaling, sriwijaya, Mataram, Kediri, Singasari samapi Majapahit.
a.    Kerajaan Kutai, kerajaan tertua di Indonesia terdaoat di Kalimantan Timur. Ditemukan prasati dengna memkaia huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta sekitar tahun 400 M. rajanya terenal adalahMulawarman, anak Aswawarman, cucu Kudungga.
b.    Kerajaan Tarumanagara,di Jaaw Barat tahun 400-500 M. rajanya Purnawarman Bukti ditemukannya prasasti didekat Bogor (Kebun Kopi, Ciaruteun, Jambu, Pasir Awi, Muara Cianten), di daerah Jakarta (Tugu,Cilincing), di banten selatan (Lebak , Muncul)  Agama Hindu, rajanya Purnawarman dan pernah menggali sungai yaitu sungai Gomali sepanjangn 12 km.
c.    Kerajaan Sriwijaya, di Sumatera pada abad ke-7 ada kerajaan Tulang Bawang (Sumatera Slatan), Melayu (Jambi) dan Sriwijaya (Sumatera Selatan). Kerajaan yang kenla adalah Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat agama Budha. Guru terkenla Sakyakirti. Tahun 690 sriwijaya menalklukan kerajaan sekelilingnya.
d.    Kerajaan Mataram Hindu dan Budha, berdasarkan prasasti Canggal tahun 732, dikenla kerajaan beragama Hindu, rajanya Sanna yang kemudian diganti Sanjaya. Sanjaya dapat menciptakakan kemakmuran , ketemtraman rakyatnya.
e.    Sanjaya dan Sailendra. Pada abad ke-8 dan 9 di Jawa Tenggah berkuasa dua keluarga kerajaan yang berbeda agama, yaitu keluarga Budha. Keraga Sanjaya berkukasas di daerah Jawa Tengah utama sedang keluarga Sailendra di Jawa Tengah bagian selatan. Hal inii bisa dilihat dari cnadi-candi abad ke-8 dan 9 diJawa Tengah uatara bersifat Hiindu, sedang di slatan bersifat BUdha.
f.    Keluarga Sailendra berkuasa tahun 750-850. Candi terkenal candi Kalsan, candi Ngaweb, Candi Borobudur (Samaratungga). Pada pertengahan abd ke-9 kedua keluarga itu bersatu dengan perkawinan anatara Rakai Pikatan (Keluarga Sanjaya) dengan Pramudawardani (Kelaurga Samaratungga). Candi Rorojonggrang di Prambanan didirikan oleh Rakai Piatan, sedang candi Plaosan didirikan oleh Pramudawardani.
g.    Kerajaan Kanjuran. Di Jawa Timur tahun 760 dalam prasasti Dinoyo bertuliskan hiriiif Kawi berbahasa Sanskerta ada kerajaan Kanjyran denna raja Dewa Shimha yang punya dua anak Limwa begelar Gajayana. Candi ynag didirikan yaitu candi badut.
h.    Kerajaan Kediri 1042-1222. Raja terkenal Kameswara. Banyak arya sastra dihasilan yaitu Kitab Smaradahana oleh mpu Dharmaja, kitab Bharatayuda oleh mpu Sedah diselesaikan, mpu Panuluh.
i.    Kerajaan Singasari tahun 1293-1528. Raja pertama Raden Wijaya, memerintah dnegan tegas, bijaksanaan, keadaan Negara aman dan tentram. Raja berikutnya Jayanegara, banya pmeberontakan lalu diganti Tribhuwana TUnggadewi dengan Patih Gajah Mada. Gajah Mada terkenal dengan Sumpah Palapa. Raja terkenal adalah raja Hayam Wuruk dengan patih Gajah Mada. Majapahit mengajalami zaman keemasan. Hasil kesusatraan zajamn Majapahit yaitu Negarakartagama (mpu Prapanca) dan Sutasoma (mpu Tantular).
3.    Kehidupan sosisal-politik ekonomi, dan budya Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Budha.
a.    Sisten dan struktur social masyarakat
Pengaruh kebudayaan Hindu dalam sistem dan struktur social daoat dilihat dari adanya penerapan sistem pembagian kasta pada masyrakat Indonesia. Ksata merupakan sistem pengelompokan masyarakat melalui tingkatan-tingkatan kehidupan masyarakatnya dan berlaku secaraturun-temurun tetapi penggunaan kasta dalam masyarakat Hindu India digunakan untuk membedakan status social antara bangsa Aria dan bangsa Dravida. Sedangkan kasta dalam masyarakat Indonesia digunakan untuk menunjun status social masyarkatnya, arena kkastanya hanya dipergunakan oleh bangsa Indonesia sendiri.
Pada masyrakat yang memperoleh pengaruh Budha tidak  mengela adanya elompok-kelompok dalam masyrakat, seperti:
1)    Kelompok mayarakat Bhiksu dan Biksuni; kelompok masyarakat yang tinggal di dlaam Wihara. Mereka berhasil meniggalkan kehidupan bersifat duniawi. Setiap umat Budha dapat menjadi Bhiksu dan Bhiksuni.
2)    Kelompok masyarakat umum; merupakan kelompok yang masih terpengaruh oleh unsur-unsrur kehidupan duniawi. Mereka masih dapat diliputi hawa nafsu dan kieseraahan memeilki sesuatu yang dipandang dapat membuat kehiduapn lebih laya dimata orang.
Sistem dan struktur masyrakat Indonesia yang mendapat pengaruh Budha berkembang pada masa kerajan-kerajaan Hindu-Budha seperti Kerajaan Holing, Swijaya dan Syailendra.
b.    Struktur biokreasi kerjaan-kerajaan Hindu-Budha di berbagai daerah di Indonesia
Struktur birokrasi kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di berbagai wilayah Indonesia tidak sama, karena dipengaruhi oleh faktor lingkubngan danttradisi masyarakatnya. Sebagai conoth struktur birokrasi di kerajaan Sriwijaya sebagai sebuah kerajaan maritime, maka sasaram dalam perluasan wilayah kekuasaannya lebih banyak tertuju untuk menguasai daerah lautan, maupunjalur dan pusat-puasat perdagangan yang sangat strategi dalam rangka menambah pendatan Negara. Dengan demikian,  struktur birokrasinya bersifta langsung, karena raja memegang peranan pentying ddalam pengwasan terhadap tempat-tempat yang dianggap strategis. Raja dapat memberikan perhargaan terhadap penguasa daerah yang setia, dan sebaliknya dapat menjatuhkan hukuman terhadap penguasaan daerah yang ttidak setia.
    Pada struktur biokrasi kerajaan Mataram Hindu dikenl adanya daerah pusat kerajaan dan daerah watak. Daerah pusat kerajaan merupakan istana tempat tinggal raja dan keluarga, kerabat dekat, lpetingga kerajaan dan abdi dalem (hamba sahaya). Sedangkan daerah watak merupakan daerah yang dikuasai para rakai atau pamgat yang berkedudukan sebagai pejabat tinggi dan kepala daerah seccra turun-temurun.
    Sebuha naskah yang berasal pada tahun 1518, yaitu kitab Sanghyang siksakandang karesian, memberikan keterangan yang dapat digunakan untuk memahami perkambangan struktur birokrasi kerajaan Pajajaran. Dalam struktur birokrasi pemerintaan pusat kekuasaan tertinggi berada pada tangan raja dan dalam menjalankan tugas kesehariannya dibantu oleh Mangkubmi yang memilki beberapa orang bawahan. Seorang puta mahkita berperan untuk menggantikan kedudukan seoranag raja, apabila raja meningeal dunia atau mengundurkan diri. Untuk mengurus daerah-daerah yang luas, raja di bantu oleh raja-raja daerah. Dalam melaksanakan tugasnya, raja-raja daerah bertindak sebagai raja yang merdeka. Namun, tetap mengakui keberadaan raja Padjajaran sebagai yang dipertuan. Raja bawahan dapat dipilih mengganti kedudukan raja pusat apabbila tidak terdapat putar mahkota.
    Susunan pemerintahan pada kerajaan Bali, seorang raja menjalankan pemerintahannya dibantu oleh suatu badan penasihat raja dan badan-badan yang dibentuk seperti Panglapuan, Somahanda Senapati. Sejak pemerintahan Dharma Udayan badan penahisat raja disebut dengan Pakirakirn I Jro Makabehan yang beranggotakan beberapa orang Senapati dan Pendawa Siwa- Budah. Pada daerahnya sendiri, para Senapati berkkuasa atas segala bidang dan pemerintahan. Para oembantu raha diangkat dan diberhentikan oleh raja sendiri. Daerah-daerah kekuasaan diperintah oleh wakil-wakil raha yang tundduk serta taat pada perintah raja.
    Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk di Kerajann Majapahit telah memeliki susunan birokrasi pemerintahan yang terattur. Struktur pemerintahannya mencerminkan kekuasaan yang bersifat tertorial dan desentarlisasi dengan birokrasi yang terperinci. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh kepecayaan yang bersifat kosmologi. Berdasarkan konsepsi tersebut, seluruh Kerajaan Majapahit dianggap sebagai replica dari jagat raya dan rajanya dianggap sebagi dewa tertinggi yang bersemayam di puncak Mahameru. Sebagai penjelmaan dewa di dunia, raja memegang otoritas tertinggi serta menduduki puncak hirarki Kerajaan Majapahit. Dalam menjalankan tugasnya raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi, jabatan birokrasi kerajaan. Sebelum menjadi raja, putra mahkota diberi kedudukan sebagai raja muda. Perintah raja diturunkan kepada kepada para pejabat yang disebut Rakryan Mhamatri Katrini, dann kemudian diteruskan pada para pejabat dibawahnya yaitu Rakryan mantra Pakira-kiran, para Dharmadhyaksa dan para Dharam-upapatti.
    Di bawah raja mahapahit terdapat sejumlah raja-raja daerah yang merupakan para saudara dan kerabat raja. Mereka dibebani tugas dan tanggung jawab untuk mengumpullkan penghasilkan kerajaan dan penyerahkan upeti kepada perbhakendaharaa kerajaan dan pertahanan wilayahnya. Penguasaan daerah mempunyai hak unutk mengangkat dan memberhentikan pejabat-pejabat birokrasi dibawahnya.
c.    Sistem penguasaaan tanah, paja, dan tenaga kerja pada masa kerajaan Hindu-Budha
Pada masa berkembangnya kekuasaaan kerajaan-kerajaan Hinud-Bundha di Indonesia, apa saja yang ada dalam wilaayah kerajaan menjadi milik kerajaan sepenuhnya. Bahkan apabila kerajaan membutuhkan nyawa dari rakyatnya untuk dijadikan persembahan, maka rakyat tidak dapat mengelak. Dengan kata lain, rakyat rela mempersembahkan segalanya untuk kepengtingan kerajaan. Termasuk kepemilikan tanah juga dikuasai kerajaan, walaupun rakyat diberikan kekuasaan untuk menggarapnya atas nama kerajaan.
    Pemberlakuan pajak sudah mulai ada guna membiayai segala keperluan kerajaan. Pajak ditarik dari hasiil panen rakyat oleh para pejabat ditingkat daerah untuk diserahkan kepada raja pusat. Di tingkat pusat terdapat petugas khusu yang mencatat luas kepemilikanlahan serta menetapkan pajak yang harus dipungut. Sehingga, setiap daerah memilki pembayaran pajak yang berbeda. Misalnya, daerah yang subur dikenakan pajak yang lebih besar daripada daerah yang tidak subur. Selain hasil umi, pajak juga diberlakukan pada hasil perdagangan dan kerajinan. Ketentunnya didasarkan pada keuntungan yang diperoleh para epdagang atau pengrajin sebagai pajak usaha.
    Kesetiaan yang sangat tinggi dari rakyatnya mempermudah raja daalam mengerahkan tenaga kerja. Biasanya seorang raja meminta kepada rakyatnya unutkmengerjakan sesuatu, seperti membangun jalan-jalan, tempat-tempat suci, candi-candi dan lain-lain. Mereka tanpa tamprihuntuk mengerjakan apapun yang menjadi kewajibannya terhadap raja.
d.    Bukti arkelogis dari pengaruh Hindu-Budha
Apabila diterlusuri bukti-bukti arkeologis pengaurh kebudayaan Hindu-Budha di Indoensia, terdapat berbagai jenis dan bentuk benda-benda hasil budaya masyarakatnya. Bukti-bukti tersebut diantaranya candi, patung dewa, prsasti dan lain-lain.
    Ada perbedaan fungsi dari pengertian candi yang mendapat pengaruh kebudayaan Hindu dengan kebudayaan Budha. Pembuatan pada masa pengaruh Hindu diperuntukan sebagai makam dari orang-orang terkemuka atau para raja yang wafat. Misalnya Candi Singosari dan Candi Prambanan. Sedangkan dalam budaya Budha, candi merupakan tempat pemujaan kepada Tuhan yang Mahaesa melalui Sang budha Gautama. Misalnya, Cndi Borobudur dan Candi Muara Takus.
Apabila dikelompokan, candi-candi yang terdapat diseluruh wilayah Indonesia terdiri dari tiga kelompok besar yaitu : Candi jenis Jaawa Tenga Utara, candi jenis Jawa Tengah Selatan dan candi jenis Jawa Timur (termasuk di dalamnya jenis-jenis candi Padanglawas dari Bali dan candi Muara Takus dari Sumatra. Pembagian ini sesuai dengan agama ynag dianut seperti agama Hindu (terutam beraliran Siwa), agama Budha (terutamma aliran Mahayana), dan aliran Tantrayana (baik yang bersifat Hindu maupun Budha).
4.    Kemunduran Tradisi Hindu Buhda di Indonesia
Perkembangan pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia cukup besar karena dapat mempenagruhi sleuruh sektor kehidupan masyrakatnya. Bahkan tidak kurang dari 1000 tahun (400 M- 1478 M) yaitu mulkai perkmebangan Kerajaan Kutai hingga runtuhnya kerajaan Majapahit.
    Terdapat beberapa hal yang menyababkan runtuhnya kerajaan-kerajaan yang ercorak Hindu-Budha di Inodnesia sebagai berikut :
a.    Terdesaknya erajaan-kerajaan sebagai akibat munculnya kerajaan leih besar dan kuat.
b.    Tidak ada peralihan kepemimpinan atau kaderisasi, sperti pada masa kekuasaan majapahit.
c.    Berlangsugnya perang saudara melemahkan kekuasaan kerajaan, sperti terjadi pada Kerajaan Syalendara dan Majapahait.
d.    Banyak daerah yang melepaskan diri karena lemahnya pemerintahan pusat dan raja-raja bawahan membangun sebuah kerajaan yang merdeka dan tidak terikat dengan pusat.
e.    Kemunduran ekonomi dan perdangan, sehingga banyak diambil alih oleh para pedagang melayu dan Islam.
f.    Tersiarnya agama dan kebudayaan Islam yang dengan mudah diterima oleh para adipati di daerah pesisir. Hal ini membuat mereka merasa tidak terikat lagi dengan pemeirntahan pusat, seperti pada masa kekuasaan Majapahit.
Setelah runtuhnya kerajaan-kerajaan Hindu-Budha, bukan berarti tradisinya juga ikut lenyap. Kenudayaan Hindu-Budha masih terus bertahan, bakan di daerah-daerah yang mendapat pengaruh Islam. Misalnya pada masyarakat kawa terdapat upacara membawa sesaji ke sawahatau ke laut sebagai oersembahan kepada penguasa laut Selatan (Nyi Roro Kidul) dan sebagainya.
Kebudyaan Hinud-Budha sampai saat ini masih terus dalam kehidupan masyakrat Bali. Bali dapat disebut sebaagi museum hidup kebudayaan Hindu di Indonesia. Agama Hindu bali disebut dnegan agama Hindu Dharma yang merupka sinkretisme antara kepercayaan animism dengan Hindu dan Budha. Mislanya, roh nenek moyang dipuja oleh anak cucunya setelah jenazahnya dibakar(ngaben).

B. KEBUDAYAAN ISLAM
    Kedatangan Islam pertama diperkirakan pertama kali ke Aceh. Berdasarkan marco Polo (Itali) singgah di Aceh tahun 1292, sudah ada penduduk yang memeluk agama Isam di Perlak dan banyak pula pedangan Islam dari India yang giat menyebarkan agama. Bukti kuatyaitu adanya makam raja Islam yaitu Sultan Malik as Saleh. Pedangang Islam dari Gujarat yann membaw dan menyiarkan Islam pertama di Indonesia, kedatangan Islam berlansgusng dengan damai.
a)    Proses Masuk Kebudayana Islam ke Indonesia
Proses masuknya kebudayaan Islam ke Indonesia dengan melakukan berbagai cara  penyiaran agama Islam, selain penyiaran agama kebudayaan Islam masuk melalui, seperti peardangan, perkwainan, politik, pendidikan, kesenian dan tasawuf sehingga mendukung meluasnya ajaran Islam.

a.    Perdagangan
Para pedangang Islam dari Arab, Persia, dan India telah ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia sejak abad ke 7 M. hal ini, menimbulkan jalinan hubungan dagang natara masyarakat Indonesia dan para pedangang Islam. Disamping berdagang mereka mengajarkan agama dan budaya Islam. Proses Islamisasi melalu perdagangan sangat menguntungkkan dan lebih efektif. Apalagi yang terlibat dalam perdagangan bukan hanya masyarakat bawah, melainkan juga golongan atas seperti kaum bangsawan atau raja.
b.    Perkawinan
Para pedagangan Islam melakukan kegiatan perdagan dalam waktu yang lama, bannyak diantar mereka yang hidup menetap dan mempererta hubungan dengan penduduk pribumi atau kaum bangsawan. Jalinan hubungan yang baik ini kadang diteruskan dengan adanya perkawinanantar kaum pribumi dengan para pedagang Islam. Melalui perkawinan inilah lahir seorang muslim sebagai cikal bakal terbentuknya mayarakt Islam dengann kebudayaan Islam, hingga pada suatu saat terbentuknya sebuha kerajaan Islam. Misalnya perkawinan antara Raden Rakhmat atau Sunan Ampel dengan Nyai manila, perkawinan antara Sunan Gunungjati dengan putreir Kawungaten, perkawinan antara raja brawijaya dengan putri jeumpa yang beragam Islam kemudian berputra Raden Fatah yang kelak menjadi raja pertama Demak.
c.    Politik
Pengaruh kekuasaan seorang raja berperan besar dalam proses Islamisasi. Ketika seorang raja memeluk agam Islam, maka rakyatnya juga akan mengikuti jejak rajanhya. Rakyat memiliki kepatuhan yang tinggi dan seorang raja selalu menjadi panutan bahkan tauladan bagi rakyatnya. Setelah tersosialisasinya agama Islam, maka kepentingna politik dilaksanakan melalui perluasan wilayah kerajaan yang diikuti dnegan penyebaran agama. Contoh: Sutan Demak mengirimkan pasukannya di bawah pimpinan Fathillah untuk menduduki wilayah Jawa Bart dan memerintakan untuk menyebarkan aam Islam.
d.    Pendidikan
Para ulama, kyai dan santri-santri memilki peranan penting dalam penyebaran agam dan budaya Islam. Mereka sira melalui pendidikan yaitu dnegan mendirikan pondok-pondook pesantren. Dari pesantren inilah para santri mengembangkan agama Islam ke masyarakat dan membangun tempat ibadah. Pesatren-pesantren yang didirikan bertujuan agar lebih mempermudah penyebaran dan pemahaman agam Islam. Contohnya, pesantren yang didirikan oleh raden rakhmat di Ampel Denta, Surabay dan pesantren yang didirikan oleh Sunan Giri di Giri. Para santri yang mengikuti pendidikan tidak hanya berasal dari daerah sekitar pesantren, tetapi juga berdatangan dari daerah-daerah yang sangat jauh, seperti Makassar dan Maluku.
e.    Kesenian
Saluran kesenian dapat dilakukan dengan mengadakan pertujukan senin gamelan sperti yang terjadi di Yogyakata, Solo, Cirebon dan lain-lain. Seni gamelanini dapat mengundang masyarakat untuk berkumpul dan selanjutnya dilakukan dakwah keagamaan. Disamping gamelan juga terdapat seni wayang. Melalui cerita-cerita pewayangan, para ulama menyisipkan ajaran-ajran agam Islma, sehingga masyarakat lebih udah memahaminya. Contohnya, sunan Kalijaga memanfaatkan senin wayang untuk proses Islamisasi
f.    Tasawuf
Para ahli tasawuf hidup dalam kesederahaan, mereka selalu menghayati kehiupan masyarakatnya dan hudp ersama di tengah-tengah masyarkat. Para ahli tasawuf iasanya memilki keahlian yang dapat memantu masyarakat, sperti ahli dalam menyembuhkan penyakit dan lain-lain. Penyebaran islam yang mereka lakukan disesuaikan dengan kondisi, alam pikiran dan budaya masyarakat pada saat itu, sehingga dengan mudah ajaran Islam dapat diterima oleh masyarakat. Contohnya ahli tasawuf saat itu adalah Hamazah fansuri di Aceh dan Sunan Panggung di Jawa.
2. Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia
a.    Kerajaan samudra terletak di Aceh, kerajaan Islampertama di Indoesia. Raja pertama bernama Sultan al-Saleh. Pada saat pemerintahan Sultan Zain al-Abidin, samudra merupakan pelabuhan terpenting sehingga bayak pedagang yang datang seperti pedagang dari Tiongkok, India dan daerah lain di Indonesia.
b.    Kerajaan Malaka. Raja pertama berama Iskandar Syah. Di bawah pemerintahan Sultan  Mudzafar Syah (1445-1458) Malaka menjadi pusat perdangan antar barta dan timur. Malaka mencapai puncak kebesarannya di bawah pimpinan Sultan Auladin syah (1477-1488). Malaka mengalami kemunduran waktu diperintah Sultan Muhmud Syah 1488-1511 ketika orang Portugis mengalahkan Malaka tahuun 1511.
c.    Kerajaan Demak 1500-1550. Demak merupakan kerajaanIslam pertama di pulau Jawa. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah, seorang bupati Majapahit yang memeluk Islam. Demak dengan cepat memncapai kejayaannya terutama stelah Malka jatuh ke tangan Portgis. Raden Patah melkuaskan kekuasaan ke daerah sekitar. Putrannya yan beranam Pati Unus dan bergelar Pangran Sabrang Lor sangat berjasa membantu ayahta dalam meluaskan dan memperkuat kedudukan, termasuk mengadakan serangan ke Malka. Raen Patah meninggal tahun 1517 diganti oleh Payi Unus, steleha Pati unus meninggal diganti oleh Pangeran trenggono sampai tahun 1546. Mereka sangat giat memperkuat kekuasaan Demak dan menegakkan agama Islam.
d.    Kerajaan Mataram. Senopati mengangkatdirinya menjadi raja Mataram. Ia keudian menundukan daerah-daerah di Jawa Tengah, dan Jawa Timur, bahkan sampai Jawa Barat. Mataram mengalami zaman keeasan pada masa pemerintahan Raden Rangsang (1613-1645) yang terkenal dengan nama Sultan agung. Di bawah pemerintahanya Matram menajdi karajaan yang dihormati dan disegani. Tahun 1628 Mataram mengadakan serangan terhadap Belanda di Batabia, tapi mengalami kegagalan. Sultan Agung meninggal tahun 16445 dan beliau terkenal mengadakan tarikh baru, yaitu tarikh Jawa-Islam mulai tahun 1633 untuk menggantikan tarikh Saka.
e.    Kerajaan Banten. Banten erhasil diislamkanoleh Fatahillah atas nama raja Demak. Tahun 1527 banten di bawah pimpinan Fatahillah berjasil merebut Sunda Kelapa, dan Diganti namanya menjadi Jayakarta. Ftahillah terkenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati karena jasanya dalam bidang agama.

Agama Islam juga berkembang di luar Jawa dinatarany Aceh, Goa, juga di Kalimantan dan lain-lain. Membicarakan penyebaran Islam di Indonesia tidak bisa lngkap tanpamembahas peran Wali Songo. Wali sanga adalah sembilan orang Wali Allah yang dianggap berjasa dalam menyebarkan agamaIslam di Pulau Jawa. Wali Allah in dianggap orang yang dekat dengan Allah yang dalam pandanan masyarakat dinaggap mempunyai ilmu tinggi dan mempunyai kekuatan atau  tenaga batin tinggi. Kesembilan wali itu di beri gelar Sunan. Mereka itu adalah Sunan Gunungjati, Sunan Giri, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria dan Syeks Siti Jenar. Kebanykan gelar-gelar yang diberikan kepada mereka itu diambil dari tempat mereka dimakamkan.
3. Pengaruh kebudayaan Islam dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat Indonesia
    Munculnya kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu kerajaan Samudera pasai mempunyai pengaruh besar terhadap berdiri dan berkambangnya kerajaan dan kebudayaan Islam pada masa berikutnya. Budaya Islam telah berpengaruh dalam segala aspek kehidupan bangsa Indonesia. Namun, dalam perkembangan kebudayaan Islam di berbagai daerah Indonesia, pola dasar kebudayaan setempat yang bersifat tradisional masih tetap kuat, sehingga terdapat suatu wujud dan bentuk perpaduan budyaa tradisional Indonesia dengan budaya Islamatau disebut akulturasi budaya. Perpaduan ini terlihat jelas pada hasil-hasil budayanya seperti seni bangunan, aksara atau seni rupa, seni sastra dan lainnya.
    Di samping hasil-hasil budaya tersebut, perkembangan tradisi Islam di Indonesia dapat diketahui dari kehidupan social dam amasyrakat di berbagai daerarh. Misalnya, dalam tradisi Islam kehidupan social masyrakatnya tidak menganl sistem kasta seperti yang terdapat dalam kehidupan sosail masyarakat Hindu. Bahkan berdasarkan kehidupan social masyarakatnya, setaip manusia memilki derajat dan hak yang sama.
    Adanya persamaan derajat dan hak ini menyebabkan perkembangan tradisi Islam di Indonesia semakin pesat, terutama pada masyrakat di daerah pesisir atau di kota-kota badar perdagangan. Pertumbuhan yang cukup pesat ini telah mendorong masyrakat Islam untuk membangun dan mengembangkan sistem pemerintah dalam bentuk pemerintahan kerajaan-kerajaan. Suatu kerajaan Islam dipimpin oelah seorang raja yang bergelar “sultan” dan pergantian tahta dilakukan secara turun-temurun. Misalnya, kerajaan Islam Banten yang dirajai oleh Sultan Hasanudin. Dalam menjalankan pemerintannya, seorang sultan berdasar pada Al-Quran dan hadits  Nabi,
    Beberapa kerajaan di Indonesia yang mendapatkan pengaruh Islam dalam sistem pemerintahnnya antar lain Kerajaan Matram Islam, Banjar, Banten, Gowa dan Aceh. Sistem pemerintahn atau birokrasi pada kerajaan Islam yang pernah berkuasa, memilki banyak persamaan. Semua rajanya bergelar “sultan” yang memegang kekuasaan tertinggi dn dibantu oleh soerang mangkubmi atau patih yang berindak sebagai kepada pelaksana pemerintahan serta pejabat lain seperti para menteri, senopati, laksamana, syahbandar. Di daerah-daerah terdapatpara bupati atu wedana, terdapat hubungan batin yang erat dengan rakyat dengan keluarga rajanya.
    Kaum ulama dan para pemuka agam seperti para kyi mendapat tempat tinggi di masyarakat. Masyarakat memandanga para ulam sebagi pimpinan dan mereka mematuhi snasihat-nasihatnya. Golongan ulama yang terkenla pada abad ke 15 dan 16 adlaah para wali yang berjumlah Sembilan orang (wali songo). Peran mereka bukan hanya tokoh pimpinan agama, melainkan juga tokoh masyrkat, ikut terlibat dalam pemetintah untuk memberikan nasihat dan pandangan kepada raja, membangyn mashud seperti di Demak dan Cirebon, dan turt aktif dalam pembinaaan seni budaya seperti Suan Kalijaga.
    Raja beserta, para pejabat sitana, syahbandar dan kaum ningrat lainnya beserta golongan ulama merupak golongan atas dalam masyarkat saat itu. Di luar itu, terdapat lapisan masyarakat yang disebut wong cilik atau kawula, yaitu rakyat jelata yang teridri atas para pedagang kecil, tukang, pengrajin dan petani. Kawulamerupakn golongan mayoritas dalam masyrakat.
    Pengaruh tradisi Islam selain telah merubah sistem social budaya masyrakat sperti di atas, juga mempengaruhi pembentuka jaringan ekonomi dan intelektul dlam masyarakat. Pelayaran perdangan samudera oleh para saudagar Islam dari Arab, Persia dan india telah meramaikan daerah-daerah pesisir di Nusantara sebagi kota perdgangan dan pust peekrmbangan agama Islam, seperti Malaka, Banten, Jayakarta, Cirebon emak bahkan di bagian timur Indoensia seperti Makassar, Tidore, Ternate, Bacan dan Obi di Maluku. Antara kerajaan-kerajaan Islam  ini terjalin hubungan yang sangat erat dalam bidang perdangan.

C. Kebudayaan Barat
    Masuknya pengaruh kebudayaan Barat atau Eropa ke Indonesia banyak diwarnai dengan paham kolonialisme dan imperialisme mendorong bangsa-bangsa Eropa untuk mencari dan memperluas wilayah-wilayah kolonialnya. Indoneisa yang kaya akan sumber alam menjadi rebutan bangsa-bangsa Eropa untuk dijadikan koloninya.
    Kolonialisme dan Imperialisme berkembang di Eropa karena dipicu oleh beberapa faktor yang memperngaruhinya data itu, sperti adanya Merkantilisme, Revolusi Industri, dan Kapitalisme. Merkantilisme merupakan suatu kebijakan politik dan ekonomi dari Negara-negara imperalis dengan tujuan untuk memupuk keakyaan berupa logam mulia sebanyak-banyaknya sebagai standar dan ukuran kekayaan yang dimilki, kesejahteraan dan kekuasaan Negara tersebut. Gerakan ini menjadi mapan untuk saat itu.
Sementara itu, pada abaad ke-16 dan 17 banyak Negara-negra Eropa yang menemukan bentuk dan identitasnya serta telah menjadi Negara nasional. Tiap-tiap Negara nasional berusaha untuk memperkuat kedudukannya di dalam negeri. Kuat atau tidaknya posisi mereka banyak ditentukan oleh masalah-maslah di dalam negerinya. Sedangkan pemecahan masalah di dalam negeri memerlukan iaya yang sangat besar. Untuk mendapatkan biaya itu, masing-masing Negara nasional di Eropa menempuh dengan cara perdagangan ke laur wilayahmya. Untuk melindungi daerah-daerah yang menjadi wilayah perdagangnnya mereka memberlakukan kolonialems dan imperialism. Dengan keadaan seperti ini,  maka Negara-naegraa yang paling kaya merupakan Negara yang paling berkuasa, karena dianggap memrintah sebagian besar wilayah di bumi ini.
    Selain itu, pertumbuhan perekonomian di Eropa stelah revolusi industry berjalna dengan cepat, sehingga berakibat luas pada keadaaan masyrakat. Berbagai penemuan peralatan kerja untuk menngkatkan hasil prodksi telah menandai perubahan yang radikal dan cepat terhadap kemampuan manusia. Revolusi Industri pada awalnya berkambang di Inggri, untuk kemudian menyebar luas di daratan Eropa. Akibat dari percepatan dalam proses produksi karena revolusi industry, maka kebutuhan bahan baku sangat tinggi. Untuk memenuhi bahan baku tersebut bangsa-angsa Eropa mencri daerah-daerah yang kaya bahan mentah dan bahan baku, untuk kemudian menajdikannya sebagai daerah koloni atau jajahan, termasuk Indonesia.
1.    Proses masuknya kebudayaan barat di Indonesia
Zaman pengaruh kebudayaan Barat atau Eropa kepulauan Nsantara didahului dnegan adanya aktivitas perdagangan bangsa Portugis pada awal abad ke-16, steleah sbelkumnya negara Portugis pada tahun 1511 dapat menaklukan pelabuhan negara Malaka yang letaknya sangat strategis, sebagai pintu gerbang untuk memasuki laut-laut Nusantra dari arah barat. Walaupun demikian, bangsa Portugis tidak lama bisa berkuasa sendiri karena bangsa-bangsa Eropa lainya juga datang berlayar sampai di daerah nusantara untuk berdagang rempah-rempah, seperti Inggris, Spanyol dan Belanda. Dalam persaingan sengit dan usaha untuk mencapai monopoli perdagangan ramppah-rempah. Terjadi saat itu di antara bangsa-bangsa Eropa, akhirnya bangsa Belandalah dengan perusahaan dagangnya VOC, berhasil menduduki tempat-tempat yang paling strategis seperti kepulauan Maluku Tengah (Ambon, Seram, Banda). Kemudian mereka kembaliberhasil memaksakan monopoli perdagangannya di kerajaan Banten, sedangkan Malaka berhasil direbutnya dari Portugis  pada tahun 1641. Dalam pada itu, bangsa Belanda telah mendirikan sebuah benteng dan kota pelabuhan yang kuat di Sunda Kelapa atau Batavia, kota Jakarta sekarang  dalam tahun 1619. Dengan benteng itu, bangsa Belanda dapat menjaga dan menguasai Bnaten, mengamankan politik monopoli perdaganganya, serta hubungan pelayarannya antara Maluku dan Malaka.
    Sebaliknya, benteng Batavia tidak hanya dirasakan sebgaai ancaman oleh Banten, tetapi juga sbeegai ancaman terhadap keamanannya oleh negara Mataram. Dalam rangkaian peperangan yang kemudian timbul antara Mataram dan Belanda di Batavia, Mataram tidak dapat melawan teknologi Belanda yang lebih unggul, sedangkan secara politis mereka dirongrong oleh campur tangan orang Belanda dalam suatu rangkaian peristiwa perselisihan intern di negara Mataram tentangg pergantian raja. Ikut campur bangsa Belanda dalma hal ini tiada lain adalah untuk mengadu dombakan (Devide et Impera), akhirnya melalui perjanjian Gianti tahun 1755, negara Mataram pecah dalma tiga kerajaan kecil dan menjadi kerajaan-kerajaan boneka yang harus tunduk pada suatu perusahaan dagang Belanda.
    Akhir abad ke 18, perusahaaan dagang Belanda (VOC) mundur, sehingga terpaksa dinyatakan bangkut dalma tahun 1799. Dengan demikian, semua miliknya di Indonesia diambil alih oleh kerajaan Belanda, dan dnegan itu daerah-daerah di Indonesia yang selama itu dikuasai oleh VOC menjadi jajahan negara Belanda.
    Pada waktu pengambi-alihan pada akhir abad ke-18 tersebut, belum semua daerah yang sekrang menjadi wilayah NKRI itu dikuasai Belanda. Banya daerah lain di luar Jawa baru kemuadian sepnajnag abad k-19 dan permualaan abada ke-20, dikuasai oleh Belanda. Bengkulu misalnya baru ditukarkan dengan Singapura dari Inggris pada suatu perjanjian diplomatic antar Inggris dengan Belanda di London tahun 1824; daerah Minangkabau baru dapat diduduki dan dikuasai oleh orang Belanda sesuadha mereka berhasil untuk ikut campur tangan dalam perang Padri 1837;btanah Batak yang sudah mulai dimasuki orang Belanda sejak tahun 1841, baru dikuasai sepenuhnya setelah menaklukan orang BatkaTaba lada tahun 1883; Lombok baru dikuasai sepenuhnya setelah melalui peperangan sengit pada tahun 1894; Bali baru mereka kuasai sepenuhnya setelah melalui peperangan di Badung 1906; sedangkan daerah Aceh termasuk wilayah Indonesia yang sukar untuk dikuasai Belanda, baru mereka dapat menguasainya setelah berlangsung pepernagan selama 30 tahun (1873-1903).
2.    Pengaruh Kebudayaan Barat (Belandaa) di Indonesia
Pusat-pusat kekuasaan pemerintahan Belanda merupakan kota-kota pmerintahan, sperti kota Provinsi, kota Kabupaten dan kota distrik. Kota-kota tersebut kecuali dalam hal luas tidakla wilaayh, pada umumnya memilki pola yang sama. Pusat kota meupakan suatu lapangan (alun-alun) yang dikelilingi oelh gedung-geudng pentig, seperti pendopo yaitu rumah dan kanotr kepala pemerintahan, masjid, menara, rumah gadai dan beberapa kantor laiinya, kemudian Cina yang merupakan toko-toko barang kelontong, pasardan bebarapa pertukaran dan industry kecil yang memberi pelayanan kepada penduduki kota. Sampai saat ini, sauana allun-alun sperti pola kota waridsan kebudayaan Belanda dapat kita sksikan dimana-mana di bergaia wilayah di Indonesia, khusunya di Pulau Jawa, seperti Alun-laun Bandung, Alun-alun Banten,  Alun-alun Yogyakarta dan lainya.
    Dalam kota-kota pusat pemerintahan tersebut, terutama yang ada di Jawa, Sulawesi utara dan Maluku, bekembanglah menajdai dua lapisan social. lapisan pertama adalah kaum buruh yang meinggalkan pekerjaaan petani dan berkaja dnegan tangan dalam berbagai macam lapangan pertukangan, sebagai pelayan di rumah tangga orang pegawai atau pedagang-pedagang Tionghoa, atau sebgai buruh dalam perusahaan dan industry kecil. Lapisan kedua adalah kaum pegawai (di Jawa disebut kaum Priyayi), yang bekerja di belakang meja atau di kantor-kantor pemerintahan. Dalam lapisan social ini, pendidiakn barat di sekolah-sekolah dan kemahiran dalam bahasa Belanda menjadai syarat utama untuk naik kelas social. Walaupun peemerintah colonial Belanda telah membuat peaturan yang memperkanankan orang Indonesia untuk mengunjungi sekolah-sekolah dasar Belanda sejak tahun 1818, namun sampai akhir abda ke-19 tidak banyak oranng indonesia yang mendapatlkan pendidikan sekolah dasar, terlebih banyak lagi dengan skeolah menengah. Baru pada permulaaan abad ke-20, ada beberapa orang Indonesia (ialah 36 murid dalam tahun 1905) yang dapat menikmati sekolah-sekolah menengah Belanda, sedngkan sampai tahun 1940 menjaelang saat pecahnya Perang Dunia ke II, hanya da tiga perguruan tinggi di Indonesia.
    Dalam bebrapa kota di Jawa dan beberapa daerah lain di indonesai telah mulai berkembang pula, suatau golongan prang pedagang Indonesia yang dapat menempati sektor-sektor dalam ekonomi Indonesia di tingkat memnegah, yang belum atautidak diduduki oleh orang-orang Tionghoa, seperti kerajinana tnagan, batik, tenun, rookk kretek dan lainnya. Namun suatu golongan pedagang dan usahawan pribumi yang kuat dnegan sutu gaya hidup dan kebudayaan yang dapat terasa pengaruhnya pada lain-lain golongan di Indonesia, belum pernah berkembang. Sampai sekarang ini, kebudayan dengan mentallitet pegawai negeri masih amat mempengaruhi kebiduapan kebudyaan Indonesia pada umumnya. Anda bisa menyaksikan sendiri bagaimana membludaknya msayrakat indoensia yang mengikuti ujian CPNS beberapa tahun terakhir ini. Sebaliknya mentalitet yang menagrauhpada kemandirian atau kewirausahan msih belum membudaya pada masyarkaat Indonesia, sebagian besar pengusah dan konglomerat di Indonesia masih dikuasai oleh bangsa dari keturunana Tionghoa.
    Memang tingkat perdagangan menengah dan perantara dalam zaman colonial Belanda adalah dikuasai oleh orang Tionghoa dan keturunanya yang mulai masuk di Indonesia dalam jumlah banyak sejak abad ke-17 dan 18. Di dalam rangka masyarakat kolonial, meraka mendapat kedudukan dalam perdangan perantara dan tengkulak, yang menghubungkan perdagangan besar di tingkat bawah pedesaan dengan perdagangan besar dalam rangka ekonomi untuk ekpor di tinkat internsional, yang berada di tingkat inetrnasional, yang berada di tangan orang Belanda. Banyak orang Tionghoa juga dimasukan oleh Belanda untuk diperkerkajakn sbeagai kulidan buruh dalam pertambangan dan perkebunan orang Belanda.
    Sturuktur ekonomi rakyat Indonesia, dimana untuk sebagaian besar hidup di desa-desa, tetap berada da;amkeadaan miskin dan tidak ikut terserrt dalam proses perkembangan dan kemajuan ekonimi serta kemakmuran luar bisa yang dialami oleha kaum penjajah itu. Namun, dalam keadaan serba miskin itu, rakyat Indonesia, terutama di Jawa dimana kekuasaan Belanda sedang mendominasi, mengalami proses kenaikan jumlah penduduk dengan suatu laju yang luar bisa cepatya.
    Dengan perkembangan sistem pendidikan sekolah-sekolah Belanda seperti terurai diatas, pengaruh kebudayaan Eropa ke dalam kebudayaan Indoneisa yang bersifat yang postif adalah pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan orang Indonesia. Walaupun sampai masa sekarang ini diapresiasi terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi masih terbatas pda suatu bagian kecil pda masyarakat Indonesia, namun kesadaran mengenai pentingnya hal itu demi kemajuan sudah mulai ada pada suatu kalangan yang luas di negeri ini.
    Pengaruh kebudayaan Barat atau Eropa yang juga masuk ke dalam kebudayaan Indonesia dalam rangka kolonialisme Belanda, ialah tersebarnya agama Katolik dan Kristen Protestan (terutama dari aliran Calvinisme). Agama-agama tersebut biasanya disiarkan dengna sengaja oleh organisasi-organisasi pentiar agama (missie untuk agama Katolik dan zeding utnuk agama Kristen) yang semuanya bersifat swasta. Penyairan teruatama dilakukan di daerah-daerah dengan penduduk yang belum pernah mengaruh Hiindu-Budha, atau yang belum memeluk agama Islam. Daerah-daerah itu misalnya Irian Jaya, Maluku Tengah dan selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur dan Pedalaman Kalimantan.
Selain itu, hasil kebudayaan Barat di Indonesia juga dapat anda saksikan sampai sekarang dimana masih terdapatnya gedung-gedung tua yang bergaya Eropa, terutama di kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, Surabaya, Semarang dan bebrapa kota di laur Jawa. Gedung-gedung tersebut tetap beridir kokoh sampai sekarang dan masih dipergunakan unutk kantor-kantor pemerintahan, markas militer, bank, rumah sakit dan lain-lainnya.

No comments

Powered by Blogger.