Individu dan Masyarakat



2.1 Pengertian Individu dan Masyarakat
2.1.1 Pengertian Individu
Dalam Bahasa Perancis, kata individu berarti orang seorang. Kata ini bermaksud pada manusia atau satu orang manusia. Dalam bahasa latin, individu artinya tak terbagi, dan merupakan satu kesatuan yang tak terbatas. Ciri-ciri watak seseorang yang konsisten dan memberikan kepadanya identitas yang khusus disebut sebagai kepribadian. Menurut (G.W Allport; Nursid Sumaatmadja: 2006; Hidayati, dkk: 2009) Kepribadian merupakan organisasi dinamik system psiko fisik yang ada pada suatu individu, yang menentukan karakteristik tingkah laku, dan berpikirnya.
Setelah individu mendapatkan pengaruh lingkungan, ia dapat disebut sebagai person atau pribadi. Dengan melalui pendidikan tadi, seseorang dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya untuk menjadi pribadi yang memiliki kepribadian. Maka, kepribadian adalah karakteristik setiap individu yang berkenaan dengan sikap, keinginan, pola pikir, dan tingkah laku. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Kepribadian tidak hanya dibina oleh lingkungan, tetapi kepribadian dapat mempengaruhi lingkungan.
Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak dapat lepas dari berhubungan dengan manusia lainnya. Freedman (1962 : 112) menyatakan bahwa manusia merupakan mahluk yang tidak dilahirkan dengan kecakapan untuk “immadiate adaptation to environment” atau kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan segera terhadap lingkungan. Naluri manusia untuk selalu berhubungan dengan sesamanya ini dilandasi dengan alasan-alasan sebagai berikut:
2.1.1.1 Keinginan manusia untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (masyarakat).
2.1.1.2     Keinginan untuk menjadi satu dengan alam sekelilingnya.
2.1.1.3     Naluri manusia untuk selalu hidup dengan yang lainnya disebut sebagai “gregariousness”. Gregariousness adalah keinginan dan sikap manusia untuk selalu bergaul dan berbaur dengan masyarakat lainnya.

Kepribadian dan keunikan setiap individu dapat dipelajari melalui unsur-unsur yang menyebabkan keunikan tersebut. Menurut koentjaniningrat (dalam Hidayati, dkk: 2009), unsur-unsur kepribadian ada tiga, yaitu:
2.1.1.1    Pengetahuan
Pengetahuan adalah kesan dalam pikiran manusia yang didapatkan melalui hasil penggunaan panca inderanya. Kita mengenal dua pengetahuan, yaitu pengetahuan biasa dan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, dan dapat ditelaah dengan kritis oleh orang lain yang ingin mengatahuinya. Pengetahuan ilmiah diperoleh melalui metode ilmiah. Sifat-sifat ilmiah diantaranya adalah mempunyai obyek, mempunyai metode, bersifat universal dan mempunyai sistem. Mempunyai objek maksudnya ilmu akan benar apabila sesuai dengan obyeknya. Kebenarannya sangat dipentingkan, karena tujuan utamanya ialah mencapai kebenaran. Mempunyai metode maksudnya dalam mencari kebenarannya melalui metode-metode tertentu. Dalam usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh, menggunakan langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Bersifat universal artinya umum. Mempunyai sistem maksudnya susunannya saling berhubungan
2.1.1.2    Perasaan
Perasaan adalah keadaan batin seseorang dalam merasakan sesuatu. Perasaan memiliki ciri-ciri spesifik, diantaranya adalah perasaan terkait dengan gejala kejiwaan yang lain, khususnya persepsi. Contohnya adalah perasaan gembira saat menonton pertandingan sepakbola karena tim favoritnya menang. Selanjutnya, perasaan sifatnya individual atau subjektif. Contohnya adalah dalam sebuah keluarga, pada saat menanti anaknya yang belum pulang dari sekolah, ibunya mungkin cemas, tetapi bapaknya mungkin tenang-tenang saja. Kemudian, perasaan yang dialami individu sebagai perasaan senang dan tidak senang. Contohnya adalah seorang mahasiswa senang karena nilai ujiannya baik.


2.1.1.3    Dorongan Naluri
Dorongan naluri adalah sesuatu yang ada pada manusia yang diperoleh tanpa melalui pengetahuan sebelumnya. Ada beberapa macam dorongan yang ada pada diri manusia, diantaranya adalah dorongan untuk mempertahankan hidupnya, dorongan sex, dorongn untuk mencari makan, dorongan untuk brinteraksi dengan orang lain, dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya, Dorongan untuk berbakti dan dorongan untuk keindahan. Dorongan untuk mempertahankan hidupnya, yaitu dengan cara memenuhi kebutuhan primer seperti kebutuhan akan makan, tempat tinggal, dan pakaian serta pemenuhan akan pendidikan. Dorongan sex, dorongan ini memiliki landasan biologi yang mendorong manusia untuk memiliki keturunan. Dorongan untuk mecari makan, dorongan ini dilakukan sejak bayi, misalnya seorang bayi mencari botol susunya tanpa dipengaruhi oleh pengetahuan. Dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, secara naluriah manusia memerlukan orang lain untuk saling mengungkapkan keinginan yang ada dalam hati dan secara psikologis akan merasa tenteram bila hidup bersama-sama dan berkomunikasi dengan orang lain. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya, dorongan ini merupakan sumber dari adanya keaneka ragaman manusia, karena adanya dorongan ini, manusia mengembangkan adatnya.  Dorongan untuk berbakti, dorongan ini dilakukan untuk dapat hidup bersama dengan orang lain secara serasi. Dorongan akan keindahan, dalam arti keindahan bentuk, warna, suara, dan gerak. Beberapa ahli mengatakan bahwa dorongan ini merupakan landasan dari kebudayaan manusia, dan kesenian.
2.1.2 Pengertian Masyarakat
Dalam bahasa Inggris, masyarakat disebut society, yaitu sekelompok manusia yang hidup bersama, yang terdiri dari minimal dua orang, saling berhubungan, saling terikat, dan dapat menghasilkan kebudayaan yang sama.  M.J Herkovits (dalam Hidayati, dkk: 2009), berpendapat bahwa masyarakat adalah sekelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti tata cara tertentu. Sedangkan menurut Koentjaningrat (dalam Hidayati, dkk: 2009), masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi, memiliki prasarana kegiatan tersebut, dan adanya saling keterkaitan untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut Anderson dan Parker (Astrid Susanto: 1997), masyarakat adalah:
2.1.2.1    Adanya sejumlah orang,
2.1.2.2 Bertempat tinggal di suatu daerah tertentu,
2.1.2.3 Mengadakan hubungan satu sama lain,
2.1.2.4 Saling terkait satu sama lain karena adanya kepentingan,
2.1.2.5    Merupakan satu kesatuan yang menimbulkan solidaritas,
2.1.2.6    Adanya saling ketergantungan,
2.1.2.7 Suatu sistem yang diatur oleh norma-norma atau aturan tertentu,
2.1.2.7 Menghasilkan suatu kebudayaan.
Yang termasuk ke dalam masyarakat ialah:
2.1.2.1 Masyarakat harus tediri dari kelompok besar manusia. Besar disini bermaksud banyak.
2.1.2.2 Kelompok besar tersebut harus saling berhubungan, dan dalam hubungan tersebut ada kelanjutannya dalam kehidupan sehari-hari. Apabila hanya berkomunikasi atau berhubungan sekali, tidak dapat dikatakan masyarakat.
2.1.2.3 Menganut sistem nilai dan kebudayaan yang berfungsi untuk mengontrol setiap kegiatan atau tindakan dari anggota masyarakat, dan tindakan tersebut harus sesuai dengan nilai-nilai pada masyarakat.
2.1.2.3 Dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dengan kebudayaan yang dimiliki. Dengan memenuhi kebutuhannya, maka  masyarakat tersebut tidak akan punah.

2.2    Stuktur, Pranata, dan Proses Sosial Budaya
2.2.1 Struktur
Struktur adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok dalam masyarakat. Susunan masyarakat dilihat dari beberapa sisi seperti kedudukan, perannya, dan tipe masyarakat tersebut. Fungsi Struktur sosial antara lain adalah fungsi identitas, yaitu sebagai penegas identitas suatu kelompok, fungsi kontrol, yaitu sebagai pengontrol individu yang ada pada struktur sosial tertentu, fungsi pembelajaran, yaitu dengan adanya struktur sosial setiap individu dapat belajar melalui interaksi yang terjadi dalam suatu kelompok mulai dari sikap, kepercayaan, kedisiplinan, dan kebiasaan. Struktur sosial menggambarkan susunan dalam masyarakat, yaitu lapisan sosial rendah, lapisan sosial menengah, dan lapisan sosial tinggi. Lapisan-lapisan tersebut adalah sebagai berikut:
2.2.1.1 Teori Fungsionalis
Tokoh-tokoh yang pertama kali mencetuskan fungsional yaitu August Comte, Emile Durkheim dan Herbet Spencer. Teori fungsionalisme menekankan kepada keteraturan bahwa masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain, dengan kata lain masyarakat senantiasa berada dalam keadaan berubah secara berangsur-angsur dengan tetap memelihara keseimbangan.
2.2.1.2 Teori Reputasi
Status seseorang dinilai oleh orang lain, dan dipertimbangkan melalui pendapatan, prestise, dan pendidikan orang tersebut.
2.2.1.3 Teori Struktur
Teori ini diungkapkan oleh Treiman, dimana dalam masyarakat yang berlainan, tidak ada perbedaan dalam penyusunan tingkatan pekerjaan.
2.2.2.Pranata
Pranata adalah suatu sisitem tata kelakuan dan hubugan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kebutuhan khusus dalam masyarakat. Contoh-contoh pranata:
2.2.2.1 Pranata keluarga
Berfungsi memenuhi kebutuhan kelangsungan keluarga.
2.2.2.2 Pranata Perekonomian
Berfungsi memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam mencari nafkah dan mencapai kesejahteraan material meliputi berproduksi, distribusi, dan konsumsi.
2.2.2.3 Pranata pendidikan
Berfungsi memenuhi kebutuhan manusia akan sosialisasi dan pendidikan formal agar menjadi warga masyarakat yang berguna.


2.2.2.4 Pranata religius
Berfungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia menjalani rahasia hidup dan makna hidup, berkomunikasi dengan Sang Pencipta, beribadah, dan berbakti kepada Sang Pencipta.
2.2.2.5 Pranata politik
Berfungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk memperjuangkan kedaulatan rakyat melalui Badan Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif untuk mengembangkan dan membina masyarakat ke arah kesejahteraan.
2.2.2.6    Pranata pelayanan sosial dan kesehatan
Berfungsi memenuhi kebutuhan warga masyarakat yang terlantar dan membutuhkan pertolongan serta memenuhi kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan, kebugaran, dan jasmani.
2.2.2.7    Pranata seni dan rekreasi
Berfungsi memenuhi kebutuhan masyarakat akan penghayatan seni.
2.2.2.8    Pranata ilmiah
Berfungsi memenuhi kebutuhan masyarakat mengembangkan ilmu dan menerapkan serta menerapkan hasil ilmu dalam bentuk tekonologi.
2.2.3 Proses sosial budaya
Manusia adalah makhluk yang dicipakan Tuhan yang memiliki akal, dengan akal dan pikiran dia bisa memnuhi kebutuhannya. Para ahli antropologi mengemukakan bahwa kebudayaan itu adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar. Kebudayaan berasal dari bahasa sanksekerta “Budayah” yaitu Budi atau Akal, dengan demikian kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Proses Sosialisasi budaya ini Asimilasi dan Akulturasi
2.2.3.1    Asimilasi adalah suatu proses sosial, dimana ada dua golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda saling bergaul secara intensif dalam waktu yang lama sehingga kebudayaan-kebudayaan golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsur masing-masing berubah wujud menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran. Biasanya golongan yang tersangkut dalam proses asimilasi adalah golongan mayoritas dan minoritas.
2.2.3.2    Akulturasi adalah kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa sehingga unsur-unsur dari kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri, tanpa menghilangkan budaya aslinya.
2.2.3.2    Interaksi Individu dan Masyarakat
Dalam melangsungkan kehidupannya dan untuk memenuhi kebutuhannya yang komplek manusia harus saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Proses ini dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
      Interaksi sosial yang terjadi antara individu dengan masyarakat adalah:
2.2.3.1 Interaksi yang melibatkan sejumlah orang
2.2.3.2 Adanya tingkat keintiman
2.2.3.2    Adanya proses sosial
                    Dalam hal ini  terdapat beberapa bentuk proses sosial, ada yang berbuntuk positif  dan negatif. Positif dinamakan integrasi atau assosiatif yaitu proses menyatukan, sedangkan yang negatif dinamakan disintegratif atau proses memisahkan. Termasuk dalam proses menyatukan (intergasi) ialah: cooperation( koperasi), consensus (kerjasama), dan assimilation (asimilasi). Sedangkan dalam proses memisahkan (disintegrasi) ialah: conflik(konflik= persengketaan), Competisi(kompetisi= persaingan).
Faktor-faktor terjadinya interaksi sosial:
2.2.3.1    Imitasi adalah dorongan untuk meniru orang lain.
2.2.3.2    Sugesti adalah pengaruh psikis yang berasal dari diri sendiri atau diri orang lain dan umumnya diterima tanpa daya kritik.
2.2.3.3    Identifikasi adalah suatu dorongan atau kecenderungan untuk menjadi sama atau identik dengan orang lain.
2.2.3.4 Simpati adalah perasaan senang kepada orang lain yang biasanya tidak disebabkan oleh alasan yang logis atau rasional tetapi didasarkan kepada perasaan.













No comments

Powered by Blogger.