TEKNIK BERBICARA DAN PRESENTASI
Berbicara dalam KBBI adalah berkata, bercakap, berbahasa. Atau merupakan melahirkan pendapat (dengan perkataan, tulisan, dsb). Berbicara adalah suatu alat pengkomunikasian gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang penyimak dan pendengar. Berbicara lebih daripada sekedar pengucapan bunyi-bunyi artikulasi dan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaaan (Tarigan, 2008 : 16). Berbicara merupakan alat komunikasi yang dialami antara anggota masyarakat untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai bentuk tingkah laku sosial (Arsjad, Maidar dan Mukti, 1987). Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 1023), keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran, dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadap-hadapan ataupun dengan jarak jauh. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah suatu keterampilan yang produktif dan suatu proses menyampaikan informasi, ide, gagasan suatu pikiran melalui bahasa lisan.
Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang lebih sering memilih berbicara untuk berkomunikasi, karena komunikasi lebih efektif jika dilakukan dengan berbicara. Berbicara memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa ahli bahasa telah mendefinisikan pengertian berbicara, diantaranya sebagai berikut:
Tarigan (1986: 3) mengemukakan bahwa berbicara adalah kemampuan seseorang dalam mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata yang bertujuan untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan orang tersebut.
Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah suatu kemampuan seseorang untuk bercakap-cakap dengan mengujarkan bunyi-bunyi bahasa untuk menyampaikan pesan berupa ide, gagasan, maksud atau perasaan untuk melahirkan interaksi kepada orang lain.
Penilaian berbicara sekurang-kurangnya ada 6 hal yang harus diperhatikan, antara lain: lafal, struktur, kosakata, kefasihan, isi pembicaraan, pemahaman.
Untuk menjadi pembicara yang baik harus menguasai masalah yang sedang dibicarakan, berbicara dengan tepat dan jelas. Beberapa faktor untuk keefektivan berbicara adalah faktor kebahasaan dan nonkebahasaan.
Ciri-ciri pembicara ideal:
1. dapat memilih topik yang tepat
2. menguasai materi pembicaraan
3. memahami latar belakang pendengar
4. mengetahui situasi
5. tujuan jelas
6. kontak dengan pendengar
7. mempunyai kemampuan linguistik yang tinggi
8. menguasai pendengar
9. memanfaatkan alat bantu
10. penampilannya meyakinkan
11. terencana
Hambatan dalam kegiatan berbicara terdiri atas hambatan internal dan hambatan eksternal. Hambatan internal meliputi ketidaksempurnaan alat ucap dan penguasaan komponen kebahasaan (lafal dan intonasi, pilihan kata/diksi, struktur bahasa, dan gaya bahasa) serta penguasaan komponen isi (hubungan isi dengan topik meliputi struktur isi, kualitas isi, kuantitas isi). serta kelelahan dan kesehatan fisik maupun mental.
Hambatan eksternal terdiri atas 1) suara atau bunyi, 2) kondisi ruangan, 3) media dan 4) pengetahuan pendengar .
Sikap mental dalam berbicara: kemampuan komunikasi, rasa percaya diri, serta rasa kepemimpinan
Bagi sebagian besar orang, hal yang lebih menakutkan dari kematian ternyata adalah tampil berbicara di depan umum. Mengapa demikian? Padahal, sebagian lagi dapat tampil di depan umum dengan begitu memukau. Ternyata, mereka mencapai keberhasilannya lewat latihan panjang dan teratur. Pencapaian mereka ini menunjukkan bahwa memang berbicara di depan khalayak umum perlu mendapatkan latihan. Manfaat berbicara dan presentasi di depan umum, yang didapat adalah sebagai berikut:
a. ide dan pemikiran yang disampaikan dapat dimengerti audiens;
b. audiens dapat mengingat pesan yang disampaikan;
c. mampu meyakinkan audiens dan mengajak mereka bertindak;
d. mampu menginspirasi orang lain (audiens)
e. mampu memuaskan audiens yang telah menyediakan waktu mendengarkan presentasi;
f. memberikan arti tersendiri untuk pribadi, atas manfaat yang diberikan melalui tampilan yang maksimal (Noer M., 2012, hlm. 14).
Ciri-ciri Presentasi yang Baik
Noer (2012, hlm. 15) menuturkan ada tiga ciri presentasi yang baik sebagai berikut.
1. Berkualitas, ditandai dengan isi slide presentasi dan pesan yang disampaikan, berbobot dan bernilai tinggi serta mambawa manfaat bagi audiens.
2. Efektif, ditandai dengan pesan yang mampu tersampaikan secara sederhana namun tepat sasaran.
3. Meyakinkan, ditandai dengan audiens yang yakin dengan pesan yang didengarnya dan bersedia bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan presenter.
A. Langkah-langkah Presentasi
1. Menentukan tujuan presentasi. Tanpa tujuan yang jelas berarti anda akan kehilangan arah, membuang waktu audiens, dan mereka akan melupakan anda. Karena itu, sebelum membuat slide, memikirkan kalimat pembuka, mempersiapkan argumentasi, dan menyusun penutup memukau, hal yang pertama wajib ditanyakan adalah “apa tujuan presentasi saya?”
2. Mengenali audiens. Mengenali audiens – yaitu yang akan datang untuk melihat dan mendengarkan anda – penting dilakukan agar dapat membantu kita memahami bagaimana mereka mencerna informasi dan apa yang ingin mereka dengar dari sebuah presentasi. Bagaimana pun, presentasi adalah sebuah komunikasi. Sementara komunikasi sangat bergantung kepada siapa anda menyampaikannya dan dalam situasi bagaimana. Setidaknya presenter perlu mengetahui beberapa hal dari audiensnya, yaitu: nama audiens, posisi mereka dalam organisasi, latar belakang pendidikan dan pekerjaan mereka, sejauh mana pengetahuan mereka tentang topic yang akan disampaikan, gaya belajar mereka, apa yang mereka suka untuk didengar dan sebaliknya, tujuan mereka mendengarkan presentasi, dan alasan mengapa mereka perlu mendengarkan presentasi.
3. Menyusun kerangka presentasi. Setelah dua hal pertama dikuasai, saatnya kerangka presentasi dimulai. Pertama, judul, maka gunakanlah judul yang mengajak orang untuk berpikir atau bertindak, sekaligus juga menarik perhatian. Presenter perlu mengidentifikasi keterkaitan topik, tujuan, dan audiensnya. Kedua, struktur presentasi yang terdiri dari pembukaan, isi, dan penutup. Pada bagian pembukaan adalah saatnya presenter menciptakan motivasi agar audiens menyimak, memberikan penjelasan mengapa mereka perlu menyimak presentasi. Pada bagian isi adalah saatnya presenter menyampaikan topik yang akan dibahas, maka seyogyanya ia memilih dan menyampaikan informasi yang bersifat penting dan perlu untuk disampaikan. Pada bagian penutup adalah saat bagi presenter untuk membuat pesannya diingat oleh audiens dan memastikan apakah tujuan presentasinya tercapai atau belum.
4. Membuka presentasi. Bagian pembukaan setidaknya terdiri dari:
a. pembukaan yang menarik perhatian audiens (kisah, humor, kutipan, data, statistik, dan lain-lain);
b. gambaran topic yang akan dibahas;
c. tujuan yang diharapkan dari presentasi.
5. Menyampaikan isi. Pada bagian ini, setidaknya presenter mampu mengemukakan beberapa hal berikut ini.
a. Latar belakang: mengapa topik ini dibahas.
b. Apa permasalahannya?
c. Mengapa permasalahan itu penting?
d. Bagaimana kondisi yang dihadapi saat ini?
e. Pemahaman akan permasalahan yang dibahas:
1) Isu yang ada di dalamnya: apa saja.
2) Faktor-faktor dalam menilai permasalahan tersebut: apa saja.
3) Bagaimana kita bisa mencari penyelesaian.
4) Situasi akhir seperti apa yang kita harapkan.
f. Penyelesaian.
1) Bagaimana kita bisa menyelesaikan permasalahan tersebut?
2) Mengapa penyelesaian itu yang dipilih?
6. Menutup presentasi. Pada bagian penutupan, presenter sebaiknya menyampaikan kesimpulan dari topic yang dibahas dan kalimat atau pernyataan penutup, yang perlu diingat audiens.
7. Merancang slide presentasi. Perlu diingat bahwa presentasi adalah proses komunikasi untuk menyampaikan gagasan, sementara slide berfungsi sebagai hanya alat bantu. Sehingga tokoh sentral dalam kegiatan presentasi adalah presenter sendiri, bukan slide! Dalam komunikasi presentasi, presenter menggunakan dua media sekaligus, yaitu komunikasi visual (slide) dan verbal (apa yang anda sampaikan). Karena itu, agar dapat memberikan penampilan yang optimal, presenter perlu mengetahui bagaimana slide yang baik yang sesuai dengan kebutuhannya. Adapun untuk keterampilan komunikasi verbalnya, setidaknya presenter perlu memerhatikan bagaimana:
a. penggunaan kata-kata (pemilihan kata yang menarik, dan tepat);
b. penggunaan suara (volume, nada, kecepatan, jeda, variasi vokal, pengucapan, dan artikulasi);
c. menampilkan diri dan memainkan bahasa tubuh (bagaimana tubuh dapat mengekspresikan kondisi batiniah dan fisiologi lahiriah: sikap percaya diri, antusiasme, keyakinan, kesungguhan, ketulusan, dll.);
d. menarik perhatian (tetapi jangan membuat gerakan-gerakan yang tidak perlu; mengulang kata-kata yang sama; membaca apa adanya bahan yang ditayangkan; berbicara seperti kaset diputar ulang; atau tidak memandang hadirin, menunduk saja atau “menerawang”);
e. bertanya dan menjawab pertanyaan (catat pertanyaan dengan baik; klarifikasi pertanyaan jika perlu; jawab secara tepat sasaran/ to the point, dan; jawaban ditujukan kepada seluruh audiens, bukan hanya kepada penanya).
Leave a Comment